SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menceritakan pengalamannya ketika terkena dampak gas air mata dan mengevakuasi seorang pengendara saat berlangsungnya aksi demonstrasi.
Eri mengatakan, awalnya ia berniat untuk memantau kondisi Surabaya saat aksi pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Ketika itu, massa demonstran sudah berada di sekitar Jalan Gubeng Pojok.
"Bahkan, saya pun kena gas air mata. Ketika saya di luar Balai Kota, saya terkena gas air mata karena memang ada di kerumunan itu," kata Eri, di Balai Kota Surabaya, Sabtu (6/9/2025).
Baca juga: Eri Cahyadi Lantik Sekda Baru, Tugas Pertama Pulihkan Kota Surabaya Pasca-aksi Massa
Kemudian, Eri melihat seorang pengendara mobil yang menangis di sekitar Balai Kota Surabaya.
Perempuan tersebut mengaku ketakutan karena tidak bisa pulang saat demo berlangsung.
"Tak geret (saya dorong) mobilnya, tak inggirno (pinggirkan), tak tanya, 'rumahmu mana?' 'Jalan Gubeng,' menangis dia, enggak bisa pulang. Di sana chaos di depannya Grand City," ujarnya.
Eri meminta pengendara tersebut untuk beristirahat sementara hingga situasi mereda.
Akhirnya, perempuan itu bisa pulang dengan diantar petugas pada Minggu (31/8/2025), sekitar pukul 03.00 WIB.
Sementara itu, perempuan dalam mobil tersebut adalah Intan (30), warga Jalan Gubeng Kertajaya.
Dia mengaku baru saja pulang bekerja dan tidak bisa pulang karena ada unjuk rasa.
Baca juga: Eri Cahyadi Beri Modal untuk Pedagang di Polsek Tegalsari yang Jadi Korban Penjarahan
"Pas waktu di depan Pemkot, itu tiba-tiba ditutup, terus ada Pak Eri. Beliaunya pakai baju hitam, disuruh belok ke Jalan Sedap Malam. Itu saya langsung berhenti," ucap Intan.
Selanjutnya, Intan yang masih ketakutan memutuskan untuk bertanya kepada petugas Pemkot Surabaya.
Namun, dia dihampiri oleh Eri dan diberi informasi bahwa jalan menuju rumahnya ditutup.
"Pak Eri tanya rumah saya di mana, terus Pak Eri bilang, 'akses ke rumahnya mbak ini sedang tidak bisa dilewati.' Beliaunya bilang sedang ada kerusuhan, suasananya mencekam," jelasnya.