SURABAYA, KOMPAS.com - Saat kejadian kerusuhan disertai aksi penjarahan di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu (30/8/2025) malam, pedagang UMKM di sekitar Polsek Tegalsari turut menjadi korban.
Dalam peristiwa tersebut, sejumlah pedagang yang biasanya berjualan di halaman belakang kantor Polsek Tegalsari, mengaku kehilangan beberapa barang.
Tak hanya peralatan memasak, namun juga sejumlah alat elektronik.
Saat kejadian, masing-masing pedagang sebenarnya telah menutup lapaknya. Selain karena beberapa lapak buka saat siang hari, ada pula yang menutup warung lebih awal, karena kondisi unjuk rasa yang besar.
"Saya nggak tahu kalau ada kebakaran, karena kejadiannya malam. Tahu-tahu waktu paginya, semua sudah hangus," kata penjual rujak cingur di kawasan tersebut, Endah.
Baca juga: Soal Pembangunan Ulang Polsek Tegalsari, Eri Cahyadi Tunggu Rekomendasi Tim Cagar Budaya
Tak hanya Endah, ada sekitar 7 lapak lainnya yang bernasib sama.
Mereka menjual berbagai makanan. Ada yang buka hanya saat siang hari, ada pula yang sampai tengah malam.
"Kalau warung saya biasanya sampai jam 11 malam. Saya pagi sampai siang, bapaknya siang sampai malam. Karena ada itu situasi yang kayak gitu, disuruh tutup. Tutup aja dulu," timpal pedagang lainnya, Yuni.
Lapak Yuni penuh dengan bahan makanan. Siang hari sebelumnya, dia baru saja berbelanja untuk keperluan berdagang keesokan harinya.
"Pokoknya, ada kekhawatiran kalau nggak aman. Tapi nggak ngerti kalau sampai dibakar. Seandainya ngerti, ya diringkesin. Padahal habis kulakan, dipenuhi, karena besoknya bisa jualan," ujar perempuan yang sehari-hari berjualan penyetan dan warung kopi tersebut.
Baca juga: 26 Pelajar Surabaya Ditangkap Saat Aksi Demo, Eri Cahyadi Akan Terapkan Kembali Jam Malam
Nasib lebih naas dialami oleh pedagang nasi padang, Antok.
Selain menyimpan elpiji dan kompor, di lapaknya, Antok menyimpan beberapa alat elektronik seperti laptop dan handphone (hape).
Setali tiga uang dengan pedagang lainnya, semua barang milik Antok raib.
"Ada laptop, hape, terus uang tunai. Hilang dijarah. Jadi kelihatan di kamera *(CCTV) bahwa di toko itu ada yang bawa kompor, ada bawa dispenser, tempat nasi, sampai tong sampah aja dibawa," tutur Antok.
Ditaksir, kerugian para pedagang mencapai jutaan rupiah.