MALANG, KOMPAS.com - Kegiatan bersepeda telah bertransformasi menjadi tren dan gaya hidup yang mengakar di Kota Malang, Jawa Timur.
Fenomena ini tidak hanya didominasi oleh warga lokal, tetapi juga menarik minat wisatawan, yang pada akhirnya turut menggerakkan roda perekonomian dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.
Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin mengatakan bahwa pemandangan masyarakat bersepeda kini menjadi hal yang lumrah, terutama pada pagi hari dan akhir pekan.
Baca juga: Kemendagri Izinkan Rapat di Hotel, Hotel di Malang Mulai Promosi
Rute-rute ikonik seperti koridor Kayutangan Heritage, Jalan Ijen, dan sekitar Alun-Alun Tugu menjadi favorit para pesepeda.
"Bersepeda sudah menjadi gaya hidup. Bukan hanya warga Kota Malang, wisatawan pun saat ini banyak yang memilih bersepeda," ujar Ali Muthohirin pada Minggu (13/7/2025).
Menurutnya, daya tarik utama Kota Malang bagi pesepeda adalah udara sejuk dan pemandangan yang beragam.
Pesepeda biasanya menikmati keindahan bangunan heritage di pusat kota, sekaligus merasakan tantangan rute menuju kawasan pegunungan seperti Kota Batu dan sekitar Gunung Bromo.
"Saya punya teman dari Jakarta, suka bersepeda, dan diakui Malang ini enak untuk bersepeda, katanya udaranya sejuk dan pemandangannya lengkap, dari bangunan heritage sampai pegunungan," katanya.
Baca juga: Sandiaga Ingin Bawa Kampung Heritage Kayutangan Malang Bersaing di Tingkat Internasional
Tren bersepeda ini, menurut Ali, membawa dampak ekonomi yang signifikan. Penyelenggaraan berbagai acara sepeda dan aktivitas harian para pesepeda secara langsung menghidupkan sektor UMKM, perhotelan, serta kedai makanan dan minuman.
"Kegiatan-kegiatan sepeda dengan peserta jumlah yang banyak ratusan bahkan ribuan pegowes, seperti jambore apa beberapa waktu lalu itu, seperti itu beberapa kali sudah ada digelar di Kota Malang, dan itu pesertanya sebagian dari luar Malang, ini artinya antusiasnya ada," katanya.
Ia menyampaikan, bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mendukung terhadap kegiatan bersepeda sebagai aktivitas yang menyehatkan. Komitmen ini diwujudkan melalui penyediaan infrastruktur pendukung.
"Kami mendukung penuh karena selain menyehatkan, bersepeda juga menggerakkan ekonomi. Kota Malang saya rasa sudah ramah untuk pesepeda," katanya.
"Kami telah memiliki jalur khusus sepeda di beberapa titik yang bisa dilihat, seperti di Kayutangan dan Jalan Talun, Simpang Balapan. Jika dirasa kurang, penambahan jalur mungkin bisa dipertimbangkan melalui Dishub," sambungnya.
Kawasan Kayutangan Heritage di Kota Malang, Jawa Timur.Lebih dari sekadar menyediakan fasilitas, Pemkot Malang aktif membangun kolaborasi dengan komunitas sepeda. Sinergi ini terbukti efektif, salah satunya dalam menjaga fungsi jalur sepeda dari parkir liar melalui kolaborasi dengan komunitas Bike Bersama.
"Bahkan kami Pemkot Malang melalui Dishub dengan salah satu komunitas seperti Bike Bersama ini bisa berkolaborasi, membantu pemerintah seperti menertibkan jalur sepeda yang dibuat parkir liar," katanya.
Baca juga: 5 Aktivitas Wisata di Kayutangan Malang pada Malam Hari, Jalan-jalan sampai Kulineran
Kolaborasi ini juga menyentuh aspek sosial. Bersama organisasi sosial Mutiara Kasih dan Dinas Sosial P3AP2KB, komunitas sepeda dilibatkan dalam kegiatan yang membahagiakan anak-anak penyandang disabilitas.
"Melalui kolaborasi inilah pemerintah bisa mengetahui kebutuhan masyarakat secara langsung. Misalnya, saat kami tahu ada penyandang disabilitas yang butuh terapi wicara, ini bisa langsung kami teruskan ke Dinas Sosial. Ini bisa menjadi cara efektif agar OPD (Organisasi Perangkat Daerah) memahami kebutuhan riil masyarakat," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang