KOMPAS.com - Umrah mandiri tanpa pendampingan agen travel resmi, atau kerap disebut dengan umrah backpacker, tidak jarang menarik minat masyarakat.
Tidak sedikit yang memilih jalur umrah backpacker karena biaya yang dikeluarkan untuk akomodasi hingga transportasi bisa disesuaikan dengan bujet. Sehingga terkesan lebih murah dibanding umrah dengan agen umrah resmi.
Direktur agen perjalanan umrah resmi, Khalifah Asia, Silvia Indriani mengingatkan calon jamaah, jangan sampai tergiur harga murah sehingga mengorbankan keamanan.
Baca juga: Urus Visa Umrah Kini Wajib Lewat Travel Agent Resmi
"Tidak semua orang di sana (Arab Saudi) itu baik, kebanyakan dari pendatang. Kalau terjadi apa-apa yang mempertaruhkan keselamatan, siapa yang akan bertanggung jawab?" kata Silvia saat Kompas.com temui di acara Garuda Umrah Festival 2025 di mal Kota Kasablanka, Jumat (29/8/2025).
Silvia menceritakan, berdasarkan pengalamannya memandu jamaah saat melaksanakan ibadah Umrah, ada beragam peluang kejadian yang mempertaruhkan keamanan jamaah.
Misalnya, ada jemaah yang tiba-tiba sakit, padahal saat keberangkatan sudah dipastikan sehat.
Ilustrasi ibadah umrah di Tanah Suci.
Mirisnya, kata Silvia, sebagian besar jamaah yang memilih jalur termurah seperti umrah backpacker, justru pulang dengan mengantongi banyak barang belanjaan seperti oleh-oleh.
Lain halnya apabila calon jemaah datang dengan agen perjalanan resmi. Mengingat umrah ialah perjalanan ibadah, katanya, maka calon jamaah bisa fokus untuk beribadah tanpa perlu memikirkan akomodasi, transportasi, hingga makanan yang akan disantap.
"Karena kan buat ibadah, bukan buat jalan-jalan. Kecuali kalau jalan ke Turki, memang inginnya jalan-jalan," katanya.
Baca juga: Regulasi Daftar Umrah Kini Beralih ke Digital, Apa yang Berubah?
Dalam kesempatan yang sama, Marketing Executive Maghfirah Travel, Achmad Haryadi mengatakan bahwa pada dasarnya tidak ada larangan untuk umrah backpacker.
Akan tetapi, apabila calon jamaah ingin beribadah, tetapi tidak tahu terkait hal-hal apa saja yang akan dilakukan selama umrah, sebaiknya didampingi oleh agen perjalanan resmi.
"Kalau jalan-jalan sendiri, kami merekomendasikan (backpacker), tapi umrah ini adalah ibadah, tujuannya bukan hanya untuk jalan-jalan. Kalau jamaah sudah merasa pintar dalam ibadahnya, tidak masalah," kata Haryadi.
Ilustrasi haji dan umrah. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak menetapkan batas waktu dalam upaya pencarian terhadap tiga jemaah haji yang dilaporkan hilang di Mekkah, Arab SaudiTapi, sambungnya, apabila jamaah masih belum tahu tentang tata cara, sunah-sunah selama umrah, dan rukun umrah, disarankan untuk tidak datang sendiri.
Kendati demikian, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi kini telah mengeluarkan kebijakan baru, yaitu setiap calon jamaah asing yang hendak Umrah harus mengajukan visa Umrah melalui layanan daring bernama Nusuk.
Khusus jamaah yang datang dari Indonesia, pengajuan visa umrah harus dilakukan via agen travel umrah resmi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Baca juga: Bandara Dhoho Kediri Siap Layani Penerbangan Umrah dan Haji Tahun Depan
Di dalam layanan tersebut semua aspek yang dibutuhkan oleh calon jamaah akan terintegrasi. Mulai dari pemesanan visa umrah, akomodasi, transportasi, dan tur sesuai kebutuhan.
Pilihan akomodasi hingga transportasi yang diajukan di Nusuk pun wajib sudah tasreh atau yang sudah berizin dari pihak Arab Saudi. Jadi, tanpa hotel yang sah di sistem, maka visa umrah tidak akan diterbitkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang