Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jeje Tak Pernah Dinafkahi Orangtua, Bersyukur Lolos Sekolah Rakyat

Kompas.com - 14/10/2025, 10:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wajah Louvie Jogjeriansyah nampak tenang, walau sedang fokus menulis di buku tulisnya.

Semilir angin di pendopo halaman Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Yogyakarta, tak membuat Jeje, sapaan akrabnya mengantuk.

“Saya sedang menulis cerita tentang kisah siswa SRMA 20, bagaimana perjuangan dan kebersamaan selama belajar di sini,” ujar Jeje, sapaan akrabnya, dengan mata berbinar, dilansir dari laman Kemensos, Selasa (14/10/2025).

Jeje sangat senang bisa lanjut sekolah di Sekolah Rakyat. Impiannya bisa mendapatkan pendidikan setinggi mungkin, dapat terwujud.

Jeje sempat mau masuk SMK, tetapi karena tak punya biaya, ia memilih sekolah ini.

Baca juga: 35 Siswa Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa Kuliah, Ada yang Raih Jaminan Pekerjaan

Ditinggal dan tak dinafkahi orangtua

Jeje tumbuh dalam kehidupan yang berliku. Keluarganya tinggal terpisah sejak ia masih kelas 3 SD.

Rumah tangga orangtuanya berantakan. Orangtuanya pergi ke pulau Kalimantan bersama kedua adiknya. Jeje ditinggalkan sendirian bersama nenek dari pihak ayah di Gunungkidul, Yogyakarta.

Perpisahan itu menjadi titik balik dalam hidupnya. Sang ayah pergi tanpa kabar. Ibunya kemudian menitipkan seorang adiknya kepada sang nenek di Gunungkidul, lalu membawa adik lainnya.

Sejak saat itu, Jeje tidak lagi menerima nafkah atau kabar dari orangtuanya. Ia harus belajar menerima kenyataan pahit bahwa peran orangtua dalam hidupnya nyaris tidak terasa.

Kehidupan sehari-hari mereka hanya bertumpu pada penghasilan pas-pasan dari nenek dan tantenya yang bekerja sebagai petani di lahan milik sendiri. Jeje juga menyampaikan sedikit kegundahan hatinya saat memutuskan bersekolah di Sekolah Rakyat

“Biasanya kan saya yang ngajarin adik saya belajar. Begitu saya masuk sekolah asrama, saya sempat ragu, takut adik saya enggak ada yang ngajarin. Nenek saya juga sudah tua nggak bisa untuk ngajarin gitu, kalau tante repot juga ngurus anaknya yang masih bayi," ucapnya.

Baca juga: Khofifah Sebut Jumlah Sekolah Rakyat Jatim Terbanyak se-Indonesia

Temukan suasana belajar yang aman, nyaman, dan suportif

Motivasi dari wali asuh membangkitkan serta mengangkat beban di hati Jeje. Sehingga adiknya kini tetap bisa belajar walau jauh dari Jeje.

Kisah perjalanan Jeje melanjutkan sekolah juga tidak mudah. Setelah lulus SMP, ia sempat berencana masuk SMK favorit di Wonosari, Gunungkidul.

Namun biaya masuk dan kebutuhan sekolah yang tinggi membuatnya hampir putus asa. Hingga akhirnya pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) mengenalkan Sekolah Rakyat. Dari situlah jalan baru terbuka.

“Awalnya saya ragu, tapi kemudian saya merenung semalaman. Saya pikir, siapa tahu ada pengalaman dan kesempatan baru untuk saya. Memang ada niat juga untuk sekolah di asrama kalau SMA,” kata Jeje.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau