Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Ilmuwan Selandia Baru Membedah Paus Paling Langka di Dunia

Kompas.com - 02/12/2024, 12:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

WELLINGTON, KOMPAS.com - Ilmuwan Selandia Baru, Senin (2/12/2024) hari ini mulai membedah paus paling langka di dunia.

Dikatakan demikian karena spesies ini sangat sulit ditemukan sehingga hanya tujuh spesimen yang pernah didokumentasikan.

Dikutip dari AFP, paus bergigi sekop yang mati terdampar di pantai di Pulau Selatan Selandia Baru awal tahun ini, menawarkan kesempatan untuk mempelajari mamalia laut dalam yang belum pernah terlihat hidup.

Baca juga: Paus Paling Langka di Dunia Mati Terdampar di Selandia Baru

Dengan panjang lima meter, paus itu diangkat dari pantai pada Juli dan telah disimpan dalam lemari pembeku khusus sejak saat itu.

Pakar paus Anton van Helden mengatakan, ini adalah pertama kalinya para ilmuwan dapat membedah spesimen bergigi sekop secara lengkap, yang termasuk dalam keluarga paus berparuh.

"Ini adalah peluang yang luar biasa dan signifikan secara global," katanya.

Pembedahan selama seminggu akan membantu mengisi kekosongan tentang perilaku paus, pola makannya, dan bahkan anatomi dasarnya.

Helden mengatakan, paus berparuh adalah kelompok mamalia besar yang paling misterius di planet ini.

"Mereka adalah penyelam dalam yang jarang terlihat di laut, yang menghadirkan tantangan nyata untuk meneliti hewan laut ini," tutur dia.

"Yang ini adalah yang paling langka dari yang langka. Hanya spesimen ketujuh yang diketahui dari mana pun di dunia, dan kesempatan pertama yang kami miliki untuk melakukan pembedahan seperti ini," imbuhnya.

Departemen konservasi Selandia Baru mengatakan, paus bergigi sekop adalah paus paling langka di dunia.

Spesies ini pertama kali dideskripsikan pada 1874 hanya dari rahang bawah dan dua gigi yang dikumpulkan dari Kepulauan Chatham di lepas pantai timur Selandia Baru.

Baca juga: Pemimpin Hamas-Pejabat Mesir Kembali Diskusi demi Tercapainya Gencatan Senjata di Gaza

Sampel itu, bersama dengan sisa-sisa kerangka dari dua spesimen lain yang ditemukan di Selandia Baru dan Chili, memungkinkan para ilmuwan untuk mengonfirmasi spesies baru.

Karena sangat sedikit spesimen yang ditemukan dan tidak ada penampakan langsung, paus bergigi sekop diklasifikasikan masuk dalam data yang minim menurut Sistem Klasifikasi Ancaman Selandia Baru.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau