SANA'A, KOMPAS.com - Serangan AS di Yaman beberapa hari ini menewaskan sedikitnya 92 orang. Dengan jumlah korban tewas itu menjadi serangan paling mematikan AS di Yaman.
Dikutip dari kantor berita AFP pada Senin (21/4/2025), serangan AS di pelabuhan bahan bakar Yaman Ras Issa pada Kamis (17/4/2025) menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai 150 orang, kata kelompok Houthi pada Jumat.
Hal ini menjadi serangan paling mematikan dari kampanye 15 bulan Washington terhadap kelompok yang didukung Iran tersebut.
Baca juga: Serangan Amerika Serikat di Yaman: 12 Orang Tewas, 30 Terluka
Sementara pada Minggu (20/4/2025), serangan Udara AS di Sanaa juga telah menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 30 lainnya.
Serangan di Ras Issa bertujuan untuk memutus pasokan dan dana bagi pemberontak yang menguasai sebagian besar wilayah negara termiskin di Jazirah Arab itu, kata militer AS.
Gambar yang disiarkan oleh saluran televisi yang dikelola Houthi menunjukkan kobaran api besar menerangi langit malam, menyusul serangan terbaru dalam rentetan serangan yang semakin intensif di bawah Presiden AS Donald Trump.
Media Houthi kemudian melaporkan serangan baru AS di Yaman sekitar Ibu Kota Sana'a pada Jumat (18/4/2025) malam.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi Anees Alasbahi mengatakan, tim penyelamat masih mencari jasad korban di terminal bahan bakar di Laut Merah, yang menunjukkan jumlah orang tewas dapat meningkat. Bahkan korban luka juga mencapai ratusan orang.
Stasiun TV pemberontak Al Masirah, mengutip pejabat setempat, mengatakan jumlah korban dari serangan itu meningkat.
Kelompok Houthi kemudian mengumumkan serangan rudal yang menargetkan Israel dan dua kapal induk AS. Militer Israel mengatakan pada Jumat bahwa mereka telah mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman.
Para pengunjuk rasa meneriakkan, "Matilah Amerika! Tamatlah Israel!" berkumpul di kota-kota yang dikuasai pemberontak di seluruh negeri, termasuk dalam demonstrasi besar di ibu kota Sanaa.
Baca juga: AS Hantam Pelabuhan Bahan Bakar Houthi di Yaman, 38 Orang Tewas
"Peningkatan kekuatan militer Amerika dan agresi yang terus berlanjut terhadap negara kita hanya akan menyebabkan lebih banyak serangan balik dan operasi penyerangan, bentrokan dan konfrontasi," kata juru bicara militer Houthi Yahya Saree kepada massa di Sana'a.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini