Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Kisah Gangsta Debbs, Nenek Pemimpin Keluarga Kartel Narkoba Inggris

Kompas.com - 23/07/2025, 16:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Pada suatu pagi di bulan April 2023, para polisi yang menyamar menyaksikan seorang perempuan memasukkan sejumlah kotak ke dalam mobil sewaan di sebuah tempat parkir di dekat Pelabuhan Harwich di Essex, Inggris.

Pihak berwenang telah menerima informasi tentang mobil tersebut, yang berangkat dari Islington malam itu.

Mobil itu melaju menuju Ipswich saat perempuan itu menyerahkan tas cucian yang tampak berat kepada seorang pria tak dikenal.

Baca juga: Nenek Pimpin Jaringan Narkoba Se-Inggris, Dipenjara sampai Usia 85 Tahun

Perempuan itu tak tampak seperti seorang bandar narkoba. Pengacara yang membelanya mengatakan, perempuan itu "tidak diragukan lagi dianggap sebagai seseorang yang tidak akan menarik perhatian".

Sosok perempuan tersebut adalah Deborah Mason, yang dikenal keluarganya sebagai Gangsta Debbs atau Queen Bee alias Ratu Lebah: seorang nenek sekaligus pemimpin keluarga pedagang narkoba yang beroperasi di Inggris bagian tenggara.

Mason merekrut keempat anaknya, saudara perempuannya, dan orang lain yang dekat dengan keluarganya untuk membantu memasok kokain ke seluruh Inggris.

Bisnis itu mendanai gaya hidup mewah Mason yang mencakup barang-barang desainer Gucci yang dibeli untuk kucingnya dan teko listrik mewah yang diproduksi perusahaan Italia, Bugatti, seharga 192 pounds (sekitar Rp 4 juta).

Pada Jumat (18/7/2025), perempuan berusia 65 tahun itu dijatuhi hukuman 20 tahun penjara di Pengadilan Woolwich atas tuduhan konspirasi untuk memasok narkoba Kelas A.

Anggota geng narkoba lainnya diganjar hukuman antara 10 dan 15 tahun untuk tuduhan yang sama.

Kepolisian Metropolitan di Inggris mengawasi Mason selama tujuh bulan setelah peristiwa di Harwich, saat ia dan geng narkobanya menjemput pasokan kokain dan narkoba golongan A di sejumlah pelabuhan, terutama Harwich, Folkestone, dan Dover.

Polanya kerap kali sama. Paket-paket kokain yang dibungkus rapat akan dikumpulkan, dibagi-bagi ke dalam kantong-kantong belanja, lalu diantarkan ke orang berikutnya dalam jaringan tersebut.

Polisi menyaksikan geng tersebut menyelesaikan pengiriman di London selatan, Cardiff, Bristol, Sheffield, Rotherham, Manchester, Bradford, Southend, Leicester dan Walsall.

Seorang pria yang ditangkap polisi di Leicester tak lama setelah serah terima ditemukan membawa 10 kg kokain.

Baca juga: Trump Curiga Elon Musk Memang Pakai Narkoba, Sebut Bos Tesla sebagai Pecandu Berat

Perjalanan lain dilakukan untuk mengambil "gaji" mereka.

Secara keseluruhan, narkoba yang ditangani komplotan itu bernilai 25 juta pounds (sekitar Rp 547 miliar) hingga 30 juta pounds (sekitar Rp 657 miliar) dalam harga grosir, dengan nilai jual di jalanan mencapai 80 juta pounds (sekitar Rp 1,7 triliun), kata jaksa penuntut dalam sidang vonis pada Jumat (18/7/2025).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau