KOMPAS.com - Karpet adalah elemen penting dalam hunian yang memberikan kenyamanan serta kehangatan, terutama saat cuaca dingin.
Namun, seiring waktu, karpet dapat mengalami keausan, yang ditandai dengan serat yang mulai terurai dan tampak kusut. Kondisi ini membuat karpet terlihat usang dan kurang nyaman digunakan.
Melansir The Spruce, Kamis (20/3/2025), karpet memiliki masa pakai antara lima hingga 15 tahun, bergantung pada kualitasnya dan cara perawatannya.
Baca juga: Ini Tempat Terbaik untuk Memasang Karpet di Rumah Menurut Feng Shui
Jika dirawat dengan baik, seperti rutin menyedot debu dan membersihkannya secara menyeluruh setiap tahun, karpet bisa bertahan lebih lama. Selain itu, penggunaan keset atau karpet tambahan di area yang sering dilalui juga dapat membantu memperlambat proses keausan.
Faktor utama yang menentukan daya tahan karpet meliputi kekuatan serat, kualitas konstruksi, serta intensitas penggunaannya.
Karpet dengan serat berkualitas tinggi cenderung lebih tahan lama dibandingkan yang dibuat dari bahan berkualitas rendah. Namun, meskipun menggunakan karpet berkualitas tinggi dan bantalan yang baik, karpet di area yang sering dilalui, seperti lorong atau ruang keluarga, tetap akan lebih cepat mengalami kerusakan.
Baca juga: Cara Membersihkan Tumpahan Kopi di Karpet dengan Cuka dan Baking Soda
Jika karpet di rumah mulai menunjukkan tanda-tanda berikut, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan membeli yang baru:
Jika karpet sudah digunakan selama lebih dari 10 tahun, sebaiknya mulai mempertimbangkan penggantian. Meskipun bisa bertahan hingga 15 tahun, sebagian besar karpet akan menunjukkan tanda-tanda keausan setelah satu dekade pemakaian.
Kerusakan pada serat karpet mungkin bisa diperbaiki dengan menambalnya, tetapi jika semakin banyak bagian yang rusak, karpet akan tampak kusam dan tidak nyaman digunakan. Jika kondisi ini sudah cukup parah, penggantian menjadi solusi terbaik.
Baca juga: Jangan Digunakan Lagi, 5 Warna Karpet Ini Sudah Ketinggalan Zaman
Karpet dapat menampung debu, tungau, dan alergen lainnya. Meskipun penyedotan debu secara rutin dan pembersihan dengan sabun khusus karpet bisa membantu, karpet yang sudah tua biasanya sulit dibersihkan sepenuhnya.
Jika penghuni rumah mulai sering mengalami alergi atau masalah pernapasan, bisa jadi karpet sudah tidak layak pakai.
Seiring waktu, bantalan karpet dapat mengalami keausan akibat tekanan kaki yang terus-menerus. Jika karpet terasa lebih tipis dan tidak nyaman saat diinjak, kemungkinan besar bantalan karpet sudah tidak lagi mendukung dan perlu diganti.
Baca juga: Seberapa Sering Harus Mengganti Karpet di Rumah?
Jika karpet masih berbau meskipun sudah dibersihkan berkali-kali, itu bisa menjadi tanda bahwa bau telah menyerap ke dalam serat dan tidak bisa dihilangkan. Pada kondisi ini, mengganti karpet adalah solusi terbaik.
Seiring waktu, noda yang tidak langsung dibersihkan bisa semakin sulit dihilangkan. Jika noda semakin banyak dan sulit diatasi meskipun sudah menggunakan pembersih profesional, sebaiknya ganti karpet dengan yang baru.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini