JAKARTA, KOMPAS.com - Virus rabies umumnya menyebar melalui gigitan hewan yang terinfeksi, entah anjing, kucing, monyet, musang, hingga hewan ternak, seperti sapi, kambing, domba, dan babi.
Penularan virus rabies terjadi lewat media air liur hewan yang terinfeksi. Virus rabies juga bisa menular melalui cakaran atau luka terbuka yang terkena air liur hewan rabies. Biasanya, dengan cara dijilat.
Baca juga: Hari Rabies Sedunia, Ketahui Ini Bahaya, Penularan, dan Gejalanya
Virus rabies juga dapat menginfeksi manusia karena bersifat zoonosis, yakni penyakit pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia.
"Luka besar maupun kecil sekali pun dari gigitan atau cakaran bisa berpotensi tertular virus rabies," ucap Nur Purba Priambada, dipl. ACCM, dokter hewan sekaligus Manajer Animal Management Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), dihubungi Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Dokter Purbo, sapaan akrabnya, mengatakan virus rabies ada di air liur hewan yang terinfeksi rabies atau hewan pembawa rabies (HPR), kemudian akan ditularkan lewat serangan, misal gigitan atau cakaran yang terkontaminasi air liur.
Air liur yang mengandung virus rabies ini akan masuk dan menyebar lewat aliran darah.
Begitu virus rabies masuk ke darah, dapat menyebabkan penyakit neurologis (gangguan yang menyerang sistem saraf, meliputi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf).
Baca juga: 6 Fakta Seputar Virus Rabies yang Menyerang Anjing dan Kucing
Sayangnya, penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi. Saat gejala rabies mulai terlihat, hampir 100 persen kemungkinan hewan atau manusia yang terinfeksi berujung pada kematian.
"Gigitan atau cakaran sekecil apa pun dari hewan peliharaan tidak boleh anggap sepele, terlebih anjing dan kucing liar yang mempunyai tanda-tanda pembawa rabies," Purbo memperingatkan.
Ilustrasi kucing terkena virus rabies yang ditandai dengan perilaku berubah menjadi sangat agresif."Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk penyakit rabies," kata Purbo yang telah berpengalaman menjadi dokter hewan satwa liar selama 15 tahun.
Dilansir dari VCA Hospitals, masa inkubasi virus rabies (waktu hingga gejala klinis muncul) dapat bervariasi, dari 10 hari hingga satu tahun atau lebih.
Pada anjing, masa inkubasi biasanya dua minggu hingga empat bulan. Kecepatan perkembangan gejala klinis tergantung pada:
Baca juga: 5 Cara Mencegah Virus Rabies pada Anjing dan Hewan Peliharaan
“Masa inkubasi infeksi dapat bervariasi, tetapi biasanya dua hingga empat minggu, dan pemilik terkadang tidak menyadari anjing mereka telah digigit sehingga meningkatkan risiko anjing lain dan manusia juga terinfeksi," tambah dokter hewan, Corinne Wigfall, Dikutip dari AKC--situs Badan Pengasuhan Anjing asal Amerika Serikat.