Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Ancam Balas Negara yang Dukung Tarif AS: Tidak Akan Kami Terima

Kompas.com - 21/04/2025, 13:52 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - China mengeluarkan peringatan keras terhadap negara-negara yang bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam kebijakan perdagangan yang merugikan kepentingan Beijing. 

Eskalasi perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia ini berpotensi menyeret negara-negara lain ke dalam konflik dagang yang lebih luas.

Dilansir CNBC, Senin (21/4/2025), peringatan tersebut muncul setelah laporan bahwa Presiden AS Donald Trump berencana menggunakan tekanan tarif untuk mendesak sekutunya membatasi hubungan perdagangan dengan China.

Baca juga: Tarif Impor 47 Persen, Industri Tekstil RI Terancam Akibat Kebijakan AS

Tarif Impor Naik, China Siap Bertindak

Trump baru-baru ini menunda kenaikan tarif utama untuk negara-negara tertentu selama 90 hari. Namun, ia tetap menaikkan tarif atas barang-barang asal China hingga mencapai 145 persen.

"China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika ini terjadi, China tidak akan menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan timbal balik,” ujar Kementerian Perdagangan China.

Pihak kementerian juga menyoroti risiko kembalinya perdagangan global ke situasi "hukum rimba" serta menegaskan komitmen China dalam menjunjung keadilan dan kerja sama internasional.

Sebagai respons atas tarif tinggi AS, China menerapkan bea masuk sebesar 125 persen terhadap barang-barang asal Amerika Serikat.

Selain itu, Beijing membatasi ekspor mineral penting serta memasukkan beberapa perusahaan AS ke dalam daftar hitam yang menghambat kerja sama dengan entitas bisnis China.

Kementerian Perdagangan China menyebut kebijakan Washington sebagai bentuk “penyalahgunaan tarif” dan “perundungan sepihak.”

Baca juga: Dampak Kenaikan Tarif Impor terhadap Ekonomi Global dan Harga Sehari-hari

Xi Jinping Serukan Perlawanan Terhadap Tarif Impor

Presiden China Xi Jinping, dalam lawatannya ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja pekan lalu, menyerukan kerja sama menentang kebijakan tarif dan praktik perdagangan sepihak yang dinilai merugikan negara berkembang.

Sejak diberlakukannya tarif pada periode pertama kepemimpinan Trump, China memperluas jangkauan perdagangan ke kawasan Asia Tenggara, menjadikan wilayah tersebut sebagai mitra dagang terbesar di tingkat regional.

 Meski begitu, Amerika Serikat masih tercatat sebagai mitra dagang terbesar China secara bilateral.

Sebagai bagian dari langkah hukum, China telah mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas kenaikan tarif terbaru yang diberlakukan oleh Trump. Dalam rangka memperkuat posisi dalam negosiasi, China juga menunjuk Li Chenggang—yang juga menjabat wakil menteri dan duta besar untuk WTO—sebagai negosiator perdagangan internasional yang baru.

Sumber:

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul China Akan Balas Negara-negara yang Bekerja Sama dengan AS, Klik untuk baca: https://money.kompas.com

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Mau Cepat Bakar Lemak Setelah Lebaran Idul Adha? Coba Jenis Olahraga Ini
Mau Cepat Bakar Lemak Setelah Lebaran Idul Adha? Coba Jenis Olahraga Ini
Jawa Barat
Sejarah Beduk, dari Tradisi Hindu-Buddha hingga Simbol Islam Nusantara
Sejarah Beduk, dari Tradisi Hindu-Buddha hingga Simbol Islam Nusantara
Jawa Timur
Daftar KA Go Show Tarsus dari Jogja per 1 Juni 2025, Tiket Mulai dari Rp 45 Ribu
Daftar KA Go Show Tarsus dari Jogja per 1 Juni 2025, Tiket Mulai dari Rp 45 Ribu
Jawa Tengah
Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel PT ASP, KLH Lakukan Penyegelan
Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel PT ASP, KLH Lakukan Penyegelan
Sulawesi Selatan
Pajak Kita untuk Sepak Bola: Anggaran Fantastis Pemerintah Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia
Pajak Kita untuk Sepak Bola: Anggaran Fantastis Pemerintah Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia
Jawa Barat
9 Juni 2025 Libur atau Tidak? Cek Ketentuan di SKB 3 Menteri
9 Juni 2025 Libur atau Tidak? Cek Ketentuan di SKB 3 Menteri
Sulawesi Selatan
Rekrutmen 24.000 Tamtama Dikritik, Al Araf: TNI Bukan untuk Urus Pertanian
Rekrutmen 24.000 Tamtama Dikritik, Al Araf: TNI Bukan untuk Urus Pertanian
Sumatera Utara
 Bobotoh Meninggal Usai Jatuh dari Flyover Saat Konvoi Persib Juara, Sempat Koma 14 Hari
Bobotoh Meninggal Usai Jatuh dari Flyover Saat Konvoi Persib Juara, Sempat Koma 14 Hari
Jawa Barat
Fadli Zon Targetkan Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Rampung dalam Dua Bulan
Fadli Zon Targetkan Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Rampung dalam Dua Bulan
Jawa Timur
Tambang PT GAG Nikel di Hutan Lindung Raja Ampat Legal, Menteri LH: Dapat Pengecualian UU
Tambang PT GAG Nikel di Hutan Lindung Raja Ampat Legal, Menteri LH: Dapat Pengecualian UU
Sulawesi Selatan
Hanura Siapkan Tim Hukum, Ketua DPD Jateng Tersangka Kasus Karaoke Streptis dan Prostitusi
Hanura Siapkan Tim Hukum, Ketua DPD Jateng Tersangka Kasus Karaoke Streptis dan Prostitusi
Jawa Tengah
BSU 2025 Cair Juni, Cek Nama Anda Sekarang Lewat Situs Resmi BPJS Ketenagakerjaan
BSU 2025 Cair Juni, Cek Nama Anda Sekarang Lewat Situs Resmi BPJS Ketenagakerjaan
Jawa Tengah
Pelaku Penganiayaan Pelajar di Rejang Lebong Hanya Divonis Bersihkan Masjid, Korban Lumpuh
Pelaku Penganiayaan Pelajar di Rejang Lebong Hanya Divonis Bersihkan Masjid, Korban Lumpuh
Sumatera Utara
Danantara Lirik Investasi di GoTo, Merger dengan Grab Semakin Nyata?
Danantara Lirik Investasi di GoTo, Merger dengan Grab Semakin Nyata?
Jawa Barat
Jelang Laga Jepang Vs Indonesia, Skuad Garuda Pernah Bungkam Samurai Biru 53 Tahun Lalu
Jelang Laga Jepang Vs Indonesia, Skuad Garuda Pernah Bungkam Samurai Biru 53 Tahun Lalu
Sulawesi Selatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau