JAKARTA, KOMPAS.com - Polandia resmi menjadi negara Eropa pasca-komunis pertama yang memiliki museum khusus kaum LGBTQ+ di Warsawa.
Dibukanya museum LGBTQ+ ini menandai momen penting bagi negara tersebut setelah satu dekade lamanya pemerintahan populis sayap kanan berkuasa.
Museum ini berlokasi di Jalan Marsza?kowska dan didirikan oleh organisasi LGBTQ+ Polandia tertua yang masih beroperas, Asosiasi Lambda Warsawa.
“Kami berada di Jalan Marsza?kowska, di jantung kota Warsawa,” kata Presiden Lambda, Mi?osz Przepiorkowski, dikutip dari laman Euro News.
Baca juga: Museum Nasional Sambut Kepulangan 288 Benda Cagar Budaya dari Belanda
“Ini mengirimkan pesan kepada para politisi, ‘Lihat, kami membuka museum queer kelima di dunia. Di negara dengan situasi hukum terburuk bagi kaum queer di Uni Eropa’,” lanjutnya.
Di museum tersebut, terdapat sekitar 150 artefak dari sejarah LGBTQ+ Polandia, termasuk surat, foto, dan materi kampanye para aktivis soal kebebasan seksual. Beberapa dari benda-benda tersebut bahkan ada yang berasal dari abad ke-16.
Semuanya berasal dari arsip Lambda yang berisi materi sejarah LGBTQ+. Koleksi 100.000 artefak merupakan bagian dari motivasi Lambda untuk membuka museum tersebut.
Saat museum dibuka untuk umum, tokoh-tokoh penting dari sejarah LGBTQ+ Polandia hadir, seperti penulis Andrzej Selerowicz dan Ryszard Kisiel, yang keduanya menjadi sasaran profil homoseksualitas negara itu pada tahun '80-an.
Dari barang-barang yang dipamerkan, ada edisi Jurnal Hukum tahun 1932 yang menampilkan halaman tempat penuntutan hubungan sesama jenis dihapuskan.
Jurnal tersebut kemudian dipajang di samping selebaran aktivis dan gambar-gambar pertemuan rahasia yang dilakukan oleh komunitas.
“Bagi saya, museum ini kecil dan besar pada saat yang sama, karena ini merupakan tonggak sejarah dalam kehidupan komunitas kami,” kata Direktur Museum, Krzysztof Kliszczynski.
Meskipun selama era Komunis, Polandia menghapus semua tuntutan pidana untuk aktivitas homoseksual pada tahun 1969, wabah AIDS membuat adana pengawasan ketat terhadap kaum gay selama tahun '80-an.
Baca juga: Tahun 2026, Museum Karya Seniman Jepang dan Indonesia Hadir di Nuanu Bali
Sejak saat itu, budaya konservatif Polandia dan partai Hukum dan Keadilan (PiS), yang berkuasa antara tahun 2015 dan 2023, mendorong diskriminasi anti-LGBTQ+ di masyarakat.
Dengan perubahan pemerintahan pada tahun 2023, partai Civic Platform yang berhaluan kanan-tengah, yang dipimpin oleh Donald Tusk, telah menunjukkan pendekatan yang lebih progresif terhadap kaum LGBTQ+ di Polandia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang