JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali, yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi fantastis Rp 25,4 triliun, kini menghadapi kenyataan pahit: investor ogah melirik.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo secara jujur mengakui bahwa proyek jalan tol terpanjang di Pulau Dewata ini kurang diminati.
Baca juga: Operasi Senyap Menteri PU Rayu Pengusaha Tol, Diskon Nataru 20 Persen
Bukan masalah dana, melainkan masalah fundamental yang paling dicari investor di proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yakni kepastian lalu lintas dan potensi keuntungan.
Menurut Dody, alasan utama investor tidak tertarik pada ruas Tol Gilimanuk-Mengwi sangat sederhana dan berbasis ekonomi:
"Karena ramainya traffic bukan di situ. Jadi, masih banyak diskusi," ungkap Dody, dikutip Kompas.com, Minggu (2/11/2025).
Baca juga: Ditopang Jalan Tol, Kinerja Nusantara Infrastructure Tetap Resilien
Investor melihat bahwa kepadatan lalu lintas di Bali tidak terjadi secara signifikan di sepanjang trase yang direncanakan oleh Tol Gilimanuk-Mengwi, menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di Barat ke Mengwi di Badung.
Investor berpegangan pada prinsip: "Tidak ada lalu lintas, tidak ada pendapatan."
Proyek ini telah berulang kali gagal lelang. Bahkan, konsorsium yang sempat memenangi tender sebelumnya, PT Tol Jagat Kerthi Bali, tidak mampu mencapai financial close atau penutupan pendanaan hingga batas waktu yang ditentukan, meskipun lahan sudah dibebaskan.
Mengatasi kondisi sepi peminat ini, Kementerian PU tidak menyerah, tetapi mengambil langkah strategis.
Saat ini, proyek tersebut dalam tahap pengkajian ulang secara menyeluruh. Pengkajian ini tidak hanya memeriksa kelayakan proyek, tetapi juga mempertimbangkan perubahan rute.
Pemerintah kini membuka opsi untuk mendiskusikan dengan calon investor dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, apakah lebih baik menggunakan ruas lain yang lebih padat dan lebih menjanjikan secara ekonomi.
Baca juga: Diskusi Alot Pemberian Diskon Tarif Tol Natal dan Tahun Baru, Kenapa?
Hal ini karena keberlangsungan Tol Gilimanuk-Mengwi sangat bergantung pada proyek infrastruktur lain, terutama Bandara Internasional Bali Utara (BIBU).
Jika BIBU yang juga mati suri berhasil dibangun, maka trafik ke Bali Utara akan meningkat drastis, yang secara otomatis membuat Tol Gilimanuk-Mengwi menjadi lebih menarik.
Di antara empat proyek tol prioritas yang sedang dikaji Kementerian PU, Tol Gilimanuk-Mengwi diprediksi akan menjadi yang paling tertinggal.
Baca juga: Setahun Prabowo-Gibran, Ini Lima Ruas Tol Baru yang Beroperasi
Dody meyakini bahwa Tol Sentul Selatan-Karawang Barat dan Tol Gedebage-Tasikmalaya (Getaci) akan lebih maju dan berpotensi menyelesaikan penandatanganan kontrak pada tahun 2026.
Dengan kondisi trafik yang meragukan dan kebutuhan untuk perubahan ruas, Tol Gilimanuk-Mengwi diprediksi akan rampung paling lambat, bahkan berpotensi baru menyelesaikan tender pada tahun 2027.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang