Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bata Interlock Perlu Inovasi Baru supaya Dilirik Pasar

Kompas.com - 29/01/2025, 10:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) Joko Suranto mengatakan, masyarakat perlu diedukasi terkait kelebihan bata interlock.

"Persepsi masyarakat itu saat ini yang namanya rumah itu inginnya bata merah dan sebagainya. Ini berarti harus ada switching mindset dari masyarakat itu untuk menerima ini," ujar Joko saat ditemui di Club House, PT Semen Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (24/1/2025).

Menurut Joko, bata interlock memiliki sejumlah keunggulan, yakni kecepatan pemasangan, standardisasi tinggi, dan kekuatan. Hanya saja, kelebihan itu harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Kan kalau mayarakat itu mendapatkan hal yang monoton ya sama saja kan," tutur Joko.

Baca juga: Pengamat Soroti 1 Juta Rumah yang Dibangun Qatar

Karenanya, bata interlock perlu diinovasi agar bisa menjadi pilihan masyarakat, menggantikan bata merah atau batako.

"Misalkan kalau bentuk bangunannya begini, pengerjaanya gimana? Kalau mau ditampilkan seperti ini, seperti apa? Sehingga, itu bisa menjadi kelebihan bagi produk ini untuk bisa diterima masyarakat," usul Joko.

Adapun bata interlock terbuat dari campuran semen, tanah liat, pasir, dan bahan khusus lainnya.

Material ini menawarkan masa pembangunan lebih cepat, presisi tinggi, tahan api, membuat ruangan terasa lebih sejuk, hingga tahan gempa.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri (Wamen) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah meminta pengembang memanfaatkan bata interlock.

"Kita dorong dan menjadi realitas baru kita ke depan," kata Fahri.

Menurutnya, bata interlock memiliki banyak kelebihan. Dia juga menyoroti kelebihan bata interlock yang diklaim tahan gempa.

Apalagi, Fahri Hamzah mengaku pernah menjadi Ketua Tim Pengawasan Penyelenggaraan Bantuan Kepada Bencana Alam dan menemukan rumah yang luluh lantak akibat gempa berkekuatan M 7.

Karenanya, Fahri berpendapat bahwa material tahan gempa perlu diterapkan secara masif di Indonesia, termasuk untuk mendukung program 3 juta rumah.

"Ini akan membuat rumah-rumah yang kita bangun ke depan itu sudah dengan kualifikasi sehingga enggak ada lagi cerita orang Indonesia itu rumahnya enggak kuat, sedikit kena bencana langsung rusak dan sebagainya enggak lagi ke depan," lanjut Fahri.

"Kami punya barang bagus ini, gimana caranya supaya dipakai rakyat. Nah, ini kita lagi mulai omon-omon, setelah itu kita eksekusi," ungkap Fahri.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau