KOMPAS.com - Badai Matahari paling dahsyat ternyata pernah menghantam Planet Bumi pada sekitar 14.300 tahun yang lalu.
Terdapat bukti bahwa badai matahari ini pernah melanda Bumi yang diketahui setelah peneliti membandingkan lingkaran pohon di batang pohon pinus yang terkubur di tepi sungai Perancis.
Tidak jelas seberapa besar kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh badai matahari itu. Akan tetapi, jika fenomena itu terjadi saat ini, maka jaringan listrik secara teoritis dapat terputus selama berbulan-bulan dan semua satelit hancur.
Baca juga: Badai Matahari Kembali Diprediksi Terjang Bumi dan Sebabkan Gangguan Sinyal
Dikutip dari New Scientist, Rabu (11/10/2023) pada tahun 2012, Musa Miyake dari Universitas Nagoya di Jepang menemukan bukti jilatan api matahari yang sangat kuat di batang pohon, yang kemudian disebut peristiwa Miyake.
Jilatan api matahari ini merupakan partikel bermuatan yang dikeluarkan dari matahari bersama dengan plasma magnet dan sinar gamma yang kemudian membentuk badai matahari.
Selain itu, jilatan api yang terjadi berabad-abad lalu itu mungkin telah menyebabkan lonjakan kadar karbon radioaktif pada pepohonan.
Sejak temuan Miyake, setidaknya sembilan kemungkinan badai matahari purba telah diidentifikasi dengan cara tersebut.
Kini, Tim Heaton di Universitas Leeds di Inggris dan rekan-rekannya telah menemukan bukti fenomena badai matahari terbesar yang pernah ada, hampir dua kali lebih besar dari peristiwa Miyake.
Bukti fenomena badai matahari yang lebih dahsyat ini ditemukan pada batang pohon pinus di pegunungan Alpen Perancis bagian selatan.
Baca juga: Kapan Badai Matahari 2023 Akan Terjadi?