Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spons Lemak dari Teh Hijau Jadi Harapan Baru Mengecilkan Perut

Kompas.com - 03/09/2025, 18:08 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini strategi menurunkan berat badan banyak bergantung pada operasi bypass lambung atau obat-obatan yang menghambat penyerapan lemak. Sayangnya, metode tersebut sering membawa risiko serius atau efek samping yang tidak nyaman.

Kini, para peneliti menawarkan cara baru yang lebih aman: mikrobola (microbeads) yang bisa dimakan, terbuat dari polifenol teh hijau, vitamin E, dan rumput laut.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Menurut Yue Wu, mahasiswa pascasarjana di Sichuan University yang mempresentasikan riset ini pada ACS Fall 2025 Digital Meeting, manik-manik nabati tersebut bekerja langsung di saluran pencernaan. Setelah ditelan, manik-manik ini menempel pada tetesan lemak makanan yang sedang dicerna sehingga menghambat penyerapannya.

“Menurunkan berat badan dapat membantu sebagian orang mencegah penyakit jangka panjang seperti diabetes dan penyakit jantung. Mikrobola kami bekerja langsung di usus untuk menghalangi penyerapan lemak dengan cara yang lembut dan noninvasif,” jelas Wu.

Baca juga: Riset: Cara Menyeduh Kopi Bisa Bantu Turunkan Lemak Perut Tanpa Diet

Tantangan Penyerapan Lemak

Kenaikan berat badan dipengaruhi faktor genetik dan gaya hidup, terutama pola makan. Menurut Departemen Pertanian AS, diet tinggi lemak adalah diet di mana lebih dari 35% kalori harian berasal dari lemak.

Obat seperti orlistat memang dapat mengurangi penyerapan lemak dengan menghambat enzim pemecah lemak. Namun, efek sampingnya bisa serius, termasuk kerusakan hati dan ginjal. Inilah sebabnya Wu dan timnya mencoba pendekatan berbeda: menargetkan penyerapan lemak, tapi tanpa efek samping.

Dari Teh Hijau, Vitamin E, hingga Rumput Laut

Mikrobola ini terbentuk dari ikatan kimia alami antara polifenol teh hijau dan vitamin E, yang berfungsi sebagai inti pengikat lemak. Kemudian, bola tersebut dilapisi polimer alami dari rumput laut untuk melindungi isinya dari asam lambung. Begitu masuk usus, lapisan pelindung ini mengembang dan melepaskan senyawa yang menjebak lemak.

Wu menambahkan, “Kami ingin mengembangkan sesuatu yang sesuai dengan cara orang makan dan hidup sehari-hari.”

Baca juga: 14 Cara Menghilangkan Lemak Perut, Bukan Hanya Demi Penampilan

Mikrobead berbasis tumbuhan ini menyerap dan memerangkap lemak. Yue Wu Mikrobead berbasis tumbuhan ini menyerap dan memerangkap lemak.

Uniknya, manik-manik ini hampir tidak berasa. Peneliti membayangkan mereka bisa dengan mudah ditambahkan ke makanan, bahkan dibuat seukuran bola tapioka untuk campuran dessert atau bubble tea.

Uji pada Hewan: Hasil Mengejutkan

Penelitian awal dilakukan pada tikus dengan tiga kelompok diet selama 30 hari:

  • Diet tinggi lemak + mikrobola
  • Diet tinggi lemak tanpa mikrobola
  • Diet normal

Hasilnya mencengangkan:

  • Tikus dengan diet tinggi lemak plus mikrobola kehilangan 17% berat badan totalnya, sementara kelompok lain tidak.
  • Jaringan lemak tubuh dan kerusakan hati berkurang signifikan.
  • Lebih banyak lemak keluar lewat feses tanpa efek buruk bagi kesehatan.
  • Efek samping gastrointestinal yang biasanya muncul dengan orlistat tidak terjadi pada tikus yang diberi mikrobola.

Menuju Uji Klinis Manusia

Semua bahan dalam mikrobola ini sudah food grade dan disetujui FDA. Menurut Yunxiang He, profesor di Sichuan University sekaligus rekan penulis, produksinya pun bisa dengan mudah ditingkatkan.

Lebih jauh lagi, tim ini sudah memulai uji klinis pada manusia bekerja sama dengan West China Hospital of Sichuan University. “Kami sudah mendaftarkan 26 partisipan, dan data awal kemungkinan akan tersedia dalam setahun,” kata Wu.

Dengan kombinasi bahan alami yang aman, hasil riset pada hewan yang positif, serta uji klinis manusia yang tengah berjalan, “spons lemak” dari teh hijau dan rumput laut ini bisa menjadi terobosan baru dalam dunia penurunan berat badan. Jika berhasil, metode ini berpotensi menjadi alternatif populer dibanding operasi maupun obat kimia.

Baca juga: Serat dan Bakteri Usus: Cara Meluruhkan Lemak Tanpa Kehilangan Otot

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau