Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Ternyata Mengonsumsi Alkohol Lebih Sering dari Dugaan

Kompas.com - 08/06/2025, 12:56 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Apakah burung doyan alkohol? Jawabannya mungkin mengejutkan: ya, dan mereka minum lebih sering dari yang kita kira. Studi ilmiah terbaru mengungkap bahwa burung dari berbagai spesies bisa terpapar alkohol (etanol) melalui makanan sehari-hari mereka—baik dari nektar, buah-buahan, hingga serangga yang memakan tanaman yang sedang mengalami fermentasi.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Robert Dudley dan tim dari Museum of Vertebrate Zoology, University of California, Berkeley. Mereka menyelidiki keberadaan senyawa bernama ethyl glucuronide (EtG)—produk sampingan metabolisme alkohol—di bulu burung sebagai indikator apakah burung tersebut pernah mengonsumsi makanan yang mengandung etanol.

Dalam dunia kedokteran manusia, EtG dikenal sebagai biomarker jangka panjang konsumsi alkohol. Peneliti menerapkannya pada burung dengan asumsi bahwa bulu yang tumbuh selama paparan etanol akan menyimpan senyawa ini. Setelah bulu selesai tumbuh, EtG tetap tertanam dan bisa dianalisis di laboratorium.

Baca juga: Bukti Evolusi: Burung Kolibri Mengubah Paruhnya Karena Diberi Makan 

Tak Hanya Pemakan Buah dan Nektar

Banyak orang mungkin berpikir bahwa hanya burung pemakan buah (frugivora) dan peminum nektar (nektivora) yang berisiko terpapar alkohol dari makanan yang difermentasi. Namun, hasil penelitian menunjukkan hal yang berbeda.

“Kami menemukan EtG tidak hanya pada burung pemakan gula, tetapi juga pada spesies yang mengonsumsi biji, serangga, bahkan hewan kecil lainnya,” ungkap Cynthia Wang-Claypool, penulis utama studi ini.

Hal ini membuka kemungkinan bahwa alkohol bisa berasal dari berbagai sumber: misalnya, serangga yang telah memakan buah fermentasi atau biji yang tercemar mikroorganisme penghasil etanol.

Baca juga: Apakah Burung Benar-benar Mengerti Apa yang Mereka Katakan?

Ilustrasi burung kolibri blue violet sabrewing.Shutterstock/Ondrej Prosicky Ilustrasi burung kolibri blue violet sabrewing.

Si Kecil Penghisap Nektar: Hummingbird dan Fermentasi Gula

Salah satu hasil paling konsisten datang dari burung kolibri, khususnya Anna’s Hummingbird, yang sangat bergantung pada nektar sebagai sumber energi. Baik di alam liar maupun di halaman rumah, nektar—terutama dalam cuaca hangat—dapat dengan mudah mengalami fermentasi.

“Tempat makan burung buatan yang berisi air gula juga bisa menjadi sumber etanol jika tidak dibersihkan secara rutin,” tulis para peneliti.

Burung kolibri dari kawasan urban lebih sering menunjukkan jejak EtG, yang memperkuat dugaan bahwa burung-burung kecil ini mungkin sering ‘minum tanpa sengaja’.

Baca juga: Fenomena Unik: Burung Kota Lebih Berwarna dan Menarik

Apa Pengaruh Alkohol bagi Burung?

Masih banyak yang belum diketahui mengenai bagaimana etanol mempengaruhi burung. Namun, peneliti mengingatkan bahwa paparan alkohol—meski dalam jumlah kecil—dapat berdampak pada performa terbang, perilaku mencari makan, dan keselamatan burung.

Burung yang sedikit ‘mabuk’ bisa saja kehilangan kemampuan navigasi, mengalami tabrakan, atau menjadi lebih mudah ditangkap predator.

EtG pada bulu bisa memberikan gambaran jangka panjang, tetapi tantangan lain muncul karena siklus pergantian bulu (molting) yang berbeda pada setiap spesies. Artinya, ada periode waktu tertentu di mana EtG bisa terdeteksi, dan lainnya tidak.

Baca juga: Burung yang Makin Jauh Terbang Punya Keragaman Genetik Lebih Tinggi

Apa Artinya bagi Pecinta Burung?

Bagi pengamat burung dan pemilik tempat makan burung, temuan ini memberikan peringatan: pastikan air gula diganti secara berkala untuk mencegah fermentasi. Selain itu, mengelola buah-buahan jatuh di sekitar halaman juga dapat mengurangi kemungkinan burung mengonsumsi makanan yang mengandung etanol.

“Paparan hewan terhadap etanol bisa jauh lebih umum daripada yang selama ini kita duga,” kata Dudley. Penelitian ini, menurutnya, membuka pintu bagi kajian lebih lanjut mengenai metabolisme alkohol pada burung—wilayah studi yang selama ini lebih dikenal di dunia medis manusia.

Para peneliti menyatakan minat untuk melanjutkan studi tentang pengaruh musiman terhadap paparan etanol, terutama di masa-masa buah jatuh atau musim migrasi burung. Mereka juga ingin mengetahui apakah spesies tertentu secara aktif memilih buah atau nektar yang terlalu matang—yang berpotensi memberi mereka sedikit ‘minuman keras’ alami.

Artikel ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan di jurnal Ecological and Evolutionary Physiology, dan dipimpin oleh Cynthia Y. Wang-Claypool dan Dr. Robert Dudley.

Baca juga: Mengapa Burung Berkicau dengan Lagu yang Sama Berulang Kali?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau