Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggrek Langka Kloning Diri untuk Bertahan di Cuaca Dingin 

Kompas.com - 08/06/2025, 12:35 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Di tengah hutan berkabut dan lereng curam kawasan pegunungan Kosta Rika dan Panama Barat, tumbuh tiga spesies anggrek yang menakjubkan. Ketiganya ditemukan di ketinggian antara 1.400 hingga 2.550 meter di atas permukaan laut, dan memiliki kemampuan unik: mereka mampu memperbanyak diri tanpa biji melalui proses kloning.

Penemuan spesies ini menambah khazanah kekayaan flora tropis, sekaligus membuka jendela baru tentang bagaimana tanaman bisa beradaptasi dalam kondisi ekstrem.

Baca juga: Mengapa Ada Banyak Jenis Anggrek di Dunia Ini?

Kloning: Strategi Cerdas di Cuaca Dingin

Ketiga spesies anggrek baru dari genus Pleurothallis ini—yakni Pleurothallis matrisilvae, Pleurothallis pridgeoniana, dan Pleurothallis winkeliana—ditemukan melakukan perbanyakan vegetatif melalui proses yang disebut proliferasi. Dalam proses ini, tumbuh tunas-tunas kecil di batang bunga, yang kemudian berkembang menjadi tanaman baru yang identik secara genetik.

“Ini memungkinkan anggrek untuk melewati fase pembentukan biji dan langsung menggandakan diri,” jelas Dr. Armando P. Karremans dari Lankester Botanical Garden, Universitas Kosta Rika, yang memimpin penelitian ini.

Strategi ini sangat berguna di lingkungan ekstrem seperti hutan awan, di mana penyerbuk sangat langka. Dalam kondisi di mana pasangan kawin sulit ditemukan, kemampuan kloning menjadi penyelamat spesies.

Baca juga: 10 Spesies Tumbuhan Menarik yang Ditemukan Tahun 2024, Termasuk Anggrek dari Indonesia

Surga Biodiversitas Bernama Pegunungan Talamanca

Dengan lebih dari 1.700 spesies anggrek, sekitar sepertiganya endemik, Kosta Rika merupakan salah satu pusat biodiversitas dunia. Pegunungan Talamanca, yang membentang hingga Panama Barat, menjadi rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan unik. Namun, wilayah ini baru dijelajahi sebagian kecil saja oleh para ahli botani.

Ketiga anggrek baru ini menunjukkan pola hidup sebagai epifit, yakni tumbuh menempel di batang atau cabang pohon yang berlumut. Beberapa bahkan mampu berkembang di lapisan serasah daun yang tebal. Penyesuaian ini memberi mereka peluang besar untuk bertahan di kanopi hutan yang lembap dan dingin.

Baca juga: 11 Spesies Baru Tumbuhan Baru Indonesia, dari Anggrek hingga Kantong Semar

anggrek Pleurothallis matrisilvae. Karremans et al anggrek Pleurothallis matrisilvae.

Konservasi: Kunci Penemuan dan Kelestarian

Penemuan ini tak akan mungkin tanpa keberadaan sistem taman nasional dan kawasan lindung yang kuat di Kosta Rika. Di bawah pengelolaan SINAC (National System of Conservation Areas), para peneliti dapat melakukan ekspedisi ke lokasi-lokasi terpencil, memantau koloni anggrek, dan membangun laboratorium lapangan kecil.

“Keberadaan kawasan lindung memberi kami kesempatan untuk mengamati ekosistem secara berkelanjutan,” kata Dr. Karremans. Hasil observasi ini tidak hanya memperkuat perlindungan spesies langka, tetapi juga memberi data penting untuk manajemen hutan yang lebih baik.

Baca juga: Melakukan Konservasi dengan Mengembalikan Anggrek yang Pernah Hilang dari Merapi

Evolusi di Balik Kabut Tropis

Meski berasal dari genus yang sama, masing-masing spesies menunjukkan karakteristik berbeda, memberikan petunjuk tentang bagaimana spesiasi terjadi di pegunungan tropis. Ketika populasi terisolasi di lembah atau punggung bukit, variasi genetik dapat muncul dan akhirnya membentuk spesies baru.

Para ilmuwan juga menduga bahwa persebaran anggrek di Amerika Tengah dan Selatan mengikuti jalur migrasi kuno di dataran tinggi. Penelitian genetika masih berlangsung untuk memahami silsilah Pleurothallis dan kerabat dekatnya.

Baca juga: 90 Spesimen Anggrek Ditemukan di Pulau Batanta Papua Barat

Peran Komunitas dan Kolaborasi Lintas Batas

Anggrek bukan hanya bunga cantik, tapi juga simbol budaya dan kebanggaan lokal. Banyak komunitas di Kosta Rika menjadikan anggrek sebagai ikon kota mereka dan aktif dalam program konservasi.

Uniknya, warga lokal sering kali membantu peneliti menemukan spesies langka di ladang kopi atau jalur hiking yang jarang dilalui. Bahkan, beberapa warga dilatih untuk mengenali spesies anggrek dan memantau perubahannya dari tahun ke tahun.

Semangat konservasi juga menyebar ke Panama Barat, di mana kerja sama lintas batas mempercepat proses identifikasi spesimen dan validasi data laboratorium. Ilmu pengetahuan menjadi jembatan yang mempererat kawasan ini.

Baca juga: Bagaimana Awal Mula Anggrek Bisa Tumbuh di Tanaman Lain?

Tantangan Iklim: Mampukah Anggrek Bertahan?

Meski kini masih aman, kawasan hutan awan di atas 1.400 meter kemungkinan akan mengalami perubahan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim. Hal ini bisa memengaruhi anggrek, penyerbuk, dan tanaman epifit lain yang hidup berdampingan.

Karena itu, pemantauan jangka panjang menjadi sangat penting. Penelitian berkelanjutan berpotensi menemukan lebih banyak spesies tersembunyi sekaligus menyediakan data penting untuk strategi konservasi masa depan.

Seperti yang disimpulkan dalam jurnal ilmiah PhytoKeys, penemuan ini bukan akhir, melainkan awal dari bab baru dalam memahami ekosistem tropis yang kompleks dan menakjubkan.

Baca juga: Spesies Anggrek Tanpa Daun Ditemukan di Perkebunan Kopi Aceh

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau