KOMPAS.com - Oknum gunu SMKN 7 Palembang akhirnya buka suara setelah kasus dugaan pencemaran nama baik mencuat ke publik dan bergulir ke kepolisian.
Polemik ini berawal dari tuduhan seorang guru terhadap siswanya yang diduga memakai narkoba.
Masalah tersebut kini merembet hingga ke ranah hukum setelah orang tua siswa melaporkannya ke pihak kepolisian.
Guru yang dilaporkan adalah Maya Handayani, Kepala Program Studi Teknik Sepeda Motor (TSM) SMKN 7 Palembang.
Ia akhirnya memberikan penjelasan terbuka setelah polemik itu terus bergulir di publik.
Baca juga: Kasus Oknum Guru SMKN 7 Palembang Tuduh Siswa Pakai Narkoba Bergulir ke Kepolisian
Dilansir dari Sripoku.com, Maya mengaku sudah mengetahui dirinya dilaporkan ke polisi, namun belum mengambil langkah hukum apa pun.
Ia menyebut masih menunggu arahan dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Sumatera Selatan.
“Saya belum ada langkah apa-apa. Saya ini masih di bawah perlindungan Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan ada Kabid SMK. Saya tidak mau bertindak gegabah tanpa persetujuan mereka,” kata Maya, Senin (13/10/2025).
Baca juga: Duduk Perkara Oknum Guru SMKN 7 Palembang Tuduh Siswa Pakai Narkoba, Berujung Dipolisikan Wali Murid
Ia menilai tuduhan dari wali murid tersebut telah mencemarkan nama baiknya sebagai tenaga pendidik.
“Saya merasa sudah dicemarkan oleh wali murid, padahal tuduhan itu tidak benar. Saya pribadi sangat dirugikan. Bahkan sudah masuk di ranah pencemaran nama baik,” ujarnya.
Maya menjelaskan, peristiwa bermula saat wali kelas memberi informasi bahwa salah satu siswa diduga menggunakan narkoba.
“Saya tanya, informasinya dari mana, katanya dari orang tua dan pihak kepolisian. Wali kelas juga bilang biarkan dulu pihak kepolisian yang menindaklanjuti,” kata Maya.
Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 15 September 2025, wali kelas membawa siswa tersebut ke ruangannya.
“Di ruangan saya ada saksi, Pak Rohmansyah dan Pak Lukman. Wali kelas bilang anak ini bersama siswa lain membeli obat terlarang. Saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab ‘iya bu’,” ujarnya.
Karena ada perbedaan versi cerita, Maya mengaku merekam percakapan tersebut untuk memastikan kebenaran.