Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Medan Gelar Doa dan Tabur Bunga untuk Korban Aksi Penolakan Tunjangan DPR

Kompas.com - 06/09/2025, 21:50 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com – Rentetan unjuk rasa menolak tunjangan rumah untuk Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) berakhir tragis dengan jatuhnya korban jiwa, luka-luka, dan hilangnya beberapa orang. 

Untuk mengenang para korban, kelompok masyarakat sipil di Medan menggelar doa bersama dan menabur bunga, Sabtu (6/9/2025) menjelang matahari terbenam.

Massa aksi yang terdiri dari petani, pedagang, mahasiswa, dan organisasi masyarakat sipil berkumpul di Jalan Balai Kota, membentuk lingkaran untuk mengenang korban. 

Foto-foto korban diletakkan di tengah peserta aksi, lilin dinyalakan, bunga ditaburkan, dan doa dipanjatkan sesuai keyakinan masing-masing.

"Satu nyawa itu bukan statistik. Satu nyawa itu adalah harga yang harus dibayar oleh pemerintah," tegas Lusty Malau, salah satu peserta aksi, saat rekan-rekannya menabur bunga. 

Lusty juga membacakan nama 10 korban yang meninggal dan menyebut banyak korban lain yang hingga kini belum ditemukan.

"10 orang ini hadir di tengah-tengah kita dalam lilin-lilin yang kita nyalakan. Kita mengenang 10 figur yang berani bertaruh nyawa," ujarnya.

Baca juga: Jaga Kerukunan, Pemda Nunukan Gelar Doa Bersama di Bawah Tugu Dwikora: Dari Perbatasan untuk Indonesia

Tuntutan Masyarakat: Alihkan Tunjangan DPR ke Kebutuhan Rakyat

Sebelum doa dan tabur bunga, massa aksi menyampaikan tuntutan mereka. Koordinator aksi, Anisa, menegaskan bahwa sebagian tuntutan masyarakat, seperti penolakan tunjangan rumah DPR, telah diakomodasi. Namun, masih banyak yang belum terpenuhi.

"Kami meminta supaya tunjangan DPR tersebut dialihkan kepada kebutuhan dasar rakyat, terutama pendidikan dan kesehatan," kata Anisa dalam orasinya.

Ia juga menuntut agar brutalitas kepolisian dihentikan dan seluruh demonstran yang ditahan secara sewenang-wenang dibebaskan.

"Intimidasi, kriminalisasi terhadap aktivis yang bersuara atas nama keadilan juga supaya dihentikan," tegasnya.

Anisa menambahkan, institusi kepolisian perlu dievaluasi dan direformasi agar menjadi lembaga yang profesional, akuntabel, demokratis, dan bebas dari penyalahgunaan kekuasaan.

Baca juga: Doa Bersama Solidaritas Ojol Bersatu Palangka Raya, Tuntut Keadilan untuk Affan

Seruan untuk Keadilan Sosial dan Reformasi TNI

Massa aksi juga menyerukan penolakan terhadap upah murah bagi buruh dan menuntut jaminan kesejahteraan bagi kelompok pekerja yang rentan. 

Mereka menekankan agar segala bentuk perampasan ruang hidup rakyat dihentikan dan negara yang inklusif tanpa bias toxic maskulinitas dibangun.

Selain itu, massa menolak multifungsi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan meminta agar TNI dikembalikan ke barak. Mereka juga menuntut pencabutan Undang-Undang TNI.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Warga Medan Nyalakan Lilin dan Tabur Bunga untuk 10 Korban Unjuk Rasa, Jangan Lupakan Mereka dan Aksi Demo di Medan, Suarakan Hentikan Kriminalisasi dan Intimidasi Aktivis.

 

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Profil dan Daftar Kekayaan Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Pengganti Budi Arie
Profil dan Daftar Kekayaan Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Pengganti Budi Arie
Kalimantan Timur
Fakta Baru Kasus Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu, Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Fakta Baru Kasus Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu, Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Jawa Barat
PAC Kebumen dan Banyumas Sepakat, Pinka Calon Terkuat Ketua DPD PDI-P Jateng
PAC Kebumen dan Banyumas Sepakat, Pinka Calon Terkuat Ketua DPD PDI-P Jateng
Jawa Tengah
7 Fakta Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Ditangkap Saat Tidur di Rumah Baru
7 Fakta Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Ditangkap Saat Tidur di Rumah Baru
Jawa Tengah
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat: Fokus Akselerasi Ekonomi
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat: Fokus Akselerasi Ekonomi
Jawa Timur
Kasus Filisida Bandung: Menteri PPPA Ajak Warga Lebih Peka, Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu
Kasus Filisida Bandung: Menteri PPPA Ajak Warga Lebih Peka, Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu
Jawa Barat
Mensesneg: Sri Mulyani Bukan Mundur, Presiden Prabowo yang Putuskan Pergantian
Mensesneg: Sri Mulyani Bukan Mundur, Presiden Prabowo yang Putuskan Pergantian
Jawa Timur
Link Nonton Timnas Indonesia vs Lebanon di SCTV, Indosiar dan Vidio, Kickoff 20.30 WIB
Link Nonton Timnas Indonesia vs Lebanon di SCTV, Indosiar dan Vidio, Kickoff 20.30 WIB
Kalimantan Timur
Profil dan Daftar Kekayaan Mukhtarudin, Menteri P2MI Pengganti Abdul Kadir Karding
Profil dan Daftar Kekayaan Mukhtarudin, Menteri P2MI Pengganti Abdul Kadir Karding
Kalimantan Timur
Prabowo Lantik Menkeu Purbaya Sadewa, Sri Mulyani Akhiri 13 Tahun Pengabdian, Ali Wardhana Masih Terlama
Prabowo Lantik Menkeu Purbaya Sadewa, Sri Mulyani Akhiri 13 Tahun Pengabdian, Ali Wardhana Masih Terlama
Jawa Barat
Purbaya Janji Tidak Ubah Kebijakan Fiskal Sri Mulyani, Fokus Percepat Mesin Ekonomi
Purbaya Janji Tidak Ubah Kebijakan Fiskal Sri Mulyani, Fokus Percepat Mesin Ekonomi
Jawa Timur
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Lebanon: FIFA Matchday di GBT, Kickoff Pukul 20.30 WIB
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Lebanon: FIFA Matchday di GBT, Kickoff Pukul 20.30 WIB
Jawa Timur
Ferry Juliantono, Wakil Ketua Umum Gerindra yang Kini Duduki Kursi Menteri Koperasi
Ferry Juliantono, Wakil Ketua Umum Gerindra yang Kini Duduki Kursi Menteri Koperasi
Jawa Timur
BEM UI Bakal Gelar Demo di DPR Besok, Berikut Ini Daftar Tuntutannya
BEM UI Bakal Gelar Demo di DPR Besok, Berikut Ini Daftar Tuntutannya
Riau
Harta Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pengganti Sri Mulyani: Rp 39,21 Miliar
Harta Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pengganti Sri Mulyani: Rp 39,21 Miliar
Kalimantan Timur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau