Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Sukma Matematika "Melankolia" Albrecht Duerer

Kompas.com - 01/12/2023, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUNGKIN mahakarya seni rupa paling mengandung sukma matematika adalah etsa cetak Albrecht Duerer yang digarap pada 1514, kemudian tersohor sampai abad XXI dengan gelar Melankolia.

Gelar Melankolia berasal dari teks Melencolia 1 yang dipajang Duerer di sisi kiri atas pada mahakarya engraving tersebut.

Unsur-unsur matematikal tersirat di dalam Melankolia hadir dalam bentuk peralatan matematika dan pertukangan magic square, kompas, jam pasir, paser, gergaji, timbangan, polyhedron dalam bentuk trunctuated rhombohedron.

Beragam benda geometrikal terletak berserakan secara acak pada mahakarya etsa cetak Duerer menampilkan dua sosok mahluk bersayap sedang merenung tersebut kerap ditafsirkan sebagai simptoma kondisi depresi Melankolia yang merundung Duerer.

Tafsir semacam itu didahului pernyataan lamentasional sang mahaperupa Renaisans Jerman bahwa sebenarnya Duerer tak kunjung mengerti makna keindahan yang sebenarnya.

Sebagai penggagas humorologi, saya tertarik pada gelar Melankolia mahakarya Duerer yang menegaskan bahwa istilah humor semula berasal dari istilah psikologi kepribadian gagasan Hipokrates yang sama sekali tidak lucu tentang 4 zat humor di dalam raga manusia dikaitkan (secara keliru) dengan sifat mamusia, yaitu sanguinika, kolerika, flegmatika dan melankolia.

Sukma senirupa Melankolia mahakarya Duerer secara langsung berpengaruh terhadap Cranach, Beham, Amman, bahkan merambah ke masa romantisme lanskap alegoris, Carl David Friederich.

Sebagai pembelajar matematika saya pribadi paling tertarik pada sukma matematika terkandung di dalam persegi empat ajaib alias magic square yang berada di sisi atas kanan di bawah genta.

Magic Square 4x 4 tersebut terdiri dari susunan angka sebagai berikut :

16 3 2 13
5 10 11 8
9 6 7 12
4 15 14 1

Apabila empat angka dijumlahkan secara horisontal, vertikal, dan diagonal saling ditambahkan, maka hasilnya ajaib konstan sama dengan 34.

Berikut sebagian pertambahan tersebut: 16+3+2+13 = 34; 9+6+7+12 = 34 ; 16+5+9+4 = 34; 2+11+7+14 = 34 ; 4 + 6 + 11 + 13 = 34.

Makin ajaib adalah dua angka yang berada di tengah baris terbawah adalah 1514 sebagai tahun di mana Melankolia diciptakan oleh Duerer.

Untuk sementara ini, para matematikawan/wati sepakat bahwa tersedia satu kemungkinan untuk magic square 3x3 ; 880 kemungkinan untuk magic square 4x4, dan 275,305,224 bagi kotak ajaib 5x5 .

Sementara belum ada kesepakatan tentang magic square ukuran 6X6, namun sudah ada yang coba menghitung kemungkinan, yaitu estimasi berdasar perhitungan stastistikal konon sekitar 1,77 x 10 pangkat sepuluh.

Dapat dibayangkan betapa dahsyat angka kemungkinan kotak ajaib ukuran 7X7. Dan selanjutnya secara angkamologis, magic square infinitas alias tak terhingga makin ajaib.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau