Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Nasionalisme Suara Ayam Jago Berkokok

Kompas.com - 04/12/2023, 21:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SECARA berkala, perusahaan Jamu Jago yang didirikan pada 1918, berarti kini sedang merayakan tahun kelahiran ke 105, menyelenggarakan sayembara onomatopoeiatika manusia menirukan suara ayam jago berkokok.

Menarik bahwa para peserta yang berwarga negara Indonesia menirukan suara ayam jago berkokok bukan "kokokokok", tetapi "kukuruyuk".

Tampaknya berdasar bahasa Indonesia yang disepakati oleh bangsa Indonesia, suara ayam jago berkokok memang dianggap berbunyi "kukuruyuk".

Ketika berkunjung ke mancanegara, saya coba mempelajari nasionalisme suara ayam jago berkokok.

Tafsir onomatopoeiatikal setiap bangsa terhadap suara yang sebenarnya saling sama ternyata saling beda satu dengan lainnya.

Bahkan bahasa Sunda beda dari bahasa Jawa Tengah dan Timur dalam menafsirkan suara ayam jago berkokok sebagai "kongkorongkong" di kawasan urban serta "u-u-ru-uk" di kawasan rural.

Ketika belajar dan mengajar di Jerman ternyata suara ayam jago berkokok di kota maupun desa Jerman bukan "kukuruyuk" yang penuh lafal u, tetapi kikeriki sama sekali tanpa lafal u.

Ketika berkunjung ke Perancis, ternyata suara ayam kokok di Paris maupun Aix en Provence berbunyi cocorico mirip dengan Portugis yang juga cocorico maupun Bulgaria: kokorigu.

Namun beda dari Spanyol: quiquiriqui yang lebih mirip chichirechi-nya Italia sebagai sesama rumpun bahasa kekaisaran Romawi.

Di usia lanjut, Leo Tolstoi sempat punya peternakan di mana setiap pagi hari sebelum matahari terbit, ayam jago Rusia berkokok dalam bahasa Rusia, yakni kukaregoo.

Lain hanya dengan kokok ayam jago Inggris yang ternyata berbunyi cock-a-doodle-doo yang di Amerika Serikat juga sama bergaya cowboy begitu itu.

Beda banget dengan ayam jago Arab yang akibat sulit melafal "o", maka berkokok siyaah atau China yang egosentrik maka wo-wo-wo dan Korea yang relatif pendiam maka singkat berkokok kokiyo, sementara di Jepang: kokekok-koh.

Dari fakta mengenai tafsir mancanegara terhadap suara ayam jago berkokok dapat disimpulkan kearifan nasionalisme bahwa pada hakikatnya setiap bangsa memiliki kedaulatan bahasa nasional masing-masing yang setara tanpa ada yang lebih superior maupun lebih inferior satu dengan lain-lainnya.

Maka sebenarnya wajar-wajar saja bahwa menurut keyakinan subyektif saya berdasar kedaulatan bahasa Indonesia, di mana pun ayam jago berkokok maka semuanya bagi saya sebagai warga Indonesia berbunyi sama dan sebangun dalam persatuan dan kesatuan, yaitu "kukuruyuk". MERDEKA !

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau