Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal Puncak Musim Kemarau 2025 di Berbagai Wilayah Indonesia

Kompas.com - 21/05/2025, 19:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, puncak musim kemarau 2025 di Indonesia tidak berlangsung serentak.

Saat ini, wilayah Indonesia tengah memasuki musim peralihan atau pancaroba.

Dikutip dari laman BMKG, puncak musim kemarau adalah periode bulan dengan curah hujan terendah untuk tiga dasarian berturut-turut.

Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi berlangsung secara bertahap, dimulai dari bagian tenggara, kemudian meluas ke barat, utara, dan berakhir ke timur.

Lantas, kapan puncak musim kemarau 2025 di berbagai daerah?

Baca juga: Sudah Musim Kemarau tapi Masih Ada Hujan, Sampai Kapan Akan Terjadi? Ini Kata BMKG

Prakiraan puncak musim kemarau 2025

Puncak musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus 2025.

Jumlah wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada periode tersebut sebanyak 562 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 80,4 persen.

Wilayah barat hingga barat laut Indonesia yang mencapai 222 ZOM (31,8 persen), diperkirakan akan mengalami puncak kemarau pada Juni dan Juli 2025.

Wilayah tersebut mencakup:

  • Sumatera
  • Jawa bagian barat
  • Kalimantan bagian utara
  • Sebagian kecil Sulawesi
  • Papua bagian tengah dan timur.

Baca juga: Terjadi Kemarau Basah di Sejumlah Wilayah Indonesia, Apa Itu?

Sementara, sebanyak 340 ZOM (48,6 persen) diprediksi akan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2025.

Wilayah itu meliputi:

  • Jawa bagian tengah hingga timur
  • Sebagian besar Kalimantan
  • Sebagian besar Sulawesi
  • Bali dan Nusa Tenggara
  • Sebagian Maluku
  • Maluku Utara
  • Sebagian Pulau Papua.

Baca juga: Mei Sudah Awal Kemarau, Kenapa Malam Hari Masih Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Sifat musim kemarau 2025

Berdasarkan prediksi sifat musim kemarau 2025, sebagian besar (60 persen) wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami akumulasi curah hujan musiman pada kategori normal.

Sifat musim sendiri merupakan perbandingan curah hujan satu musim dengan normalnya.

Sementara, sebanyak 26 persen wilayah Indonesia memiliki akumulasi curah hujan di atas normal.

Artinya, wilayah-wilayah ini akan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya.

Kemudian, ada 14 persen wilayah yang bakal menerima akumulasi curah hujan di bawah normal.

Artinya, akumulasi curah hujan sejumlah wilayah tersebut lebih rendah dari biasanya atau lebih kering dari klimatologisnya.

Baca juga: Bisakah Indonesia Punya Sistem Peringatan Gempa via Notifikasi HP? Ini Kata BMKG

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau