KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan pembahasan mengenai sistem peringatan gempa di ponsel berupa alarm dan pesan teks.
Sistem peringatan gempa tersebut diketahui berasal dari pemerintah Thailand yang baru saja diuji coba.
Informasi mengenai sistem peringatan gempa di Thailand itu diunggah oleh akun @margia*** pada Selasa (13/5/2025).
"Pemerintah Thailand baru aja ngetes sistem peringatan gempanya. Tiba2 muncul teks ini + suara alarm di HP. Kalau di Indonesia kayak gimana ya peringatan gempanya?" tulis pengunggah.
"This is a test message from Department of Disaster Prevention and Mitigation (DDPM). No action required," tulis keterangan uji coba peringatan gempa yang dikirimkan ke ponsel masyarakat Thailand.
Unggahan tersebut pun membuat warganet mempertanyakan apakah Indonesia bisa memiliki sistem peringatan gempa berupa broadcast ke masing-masing ponsel masyarakat.
Baca juga: Gempa M 5,9 Guncang Aceh, Begini Analisis BMKG
Warganet berkomentar, dalam peristiwa gempa tertentu sebelumnya, sebagian masyarakat pernah mendapatkan broadcast peringatan melalui ponsel.
"Padahal pas gempa Banten 14 januari 2022 yang terasa sampe jakarta itu udah ada peringatan kaya gini dari BMKG, saat itu HP gua tiba tiba geter dan berdering sambil ada peringatan gempa gitu, gak lama setelah peringatan baru terasa gempa, tpi entah kenapa setelah itu gak ada lagi," kata @faisal***.
"8 thn lalu pny project buat update ke STB soal gempa krn wajib dr pemerintah. Di seluler pasti ada krn broadcast jg. Fitur itu udah ada di sistem security broadcast tinggal diaktivin & ganti jd bahasa Indonesia. Cmn ntah knp dr pemerintah blm kelar alur prosesnya ampe gw resign," tulis @riniba***.
Lantas, bagaimana sistem peringatan gempa dari BMKG sejauh ini?
Baca juga: [POPULER TREN] Olahraga Penurun Asam Urat | Dampak Gempa Megathrust Intai Jakarta
Saat ini BMKG sedang merancang prototipe sistem peringatan dini gempa bumi (Earthquake Early Warning System/EEWS).
Sistem tersebut difokuskan pada wilayah dengan aktivitas ekonomi dan jumlah penduduk yang tinggi, seperti Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung.
"Sistem ini masih berada dalam tahap pengujian dan belum resmi dioperasikan, namun sudah menampilkan kemampuan untuk menyampaikan informasi cepat mengenai intensitas guncangan gempa (skala MMI) kepada pihak-pihak tertentu di area yang kemungkinan akan terdampak," ujar Direktur Pusat Seismologi Teknik BMKG, Setyoajie Prayoedhie kepada Kompas.com, Kamis (15/5/2025).
EEWS ini dirancang untuk melengkapi sistem informasi gempa bumi dan tsunami yang sudah lebih dulu dijalankan oleh BMKG.
Baca juga: Gempa Berkekuatan M 6,1 Guncang Ekuador, 710 Orang Terdampak
Setyoajie menjelaskan, untuk saat ini, penyampaian peringatan gempa secara langsung ke ponsel masyarakat umum belum diterapkan secara nasional.