KOMPAS.com - Para peneliti yang dipimpin Universitas Yale, Amerika Serikat, menemukan bahwa medan magnet Bumi pernah berperilaku tidak stabil sekitar 500 juta tahun lalu.
Kondisi tersebut sempat membuat ilmuwan mengira benua-benua purba bergerak dengan kecepatan luar biasa cepat.
Selama puluhan tahun, ilmuwan mempelajari jejak medan magnet yang terekam dalam batuan purba di berbagai belahan dunia.
Jejak ini tersimpan dalam mineral magnetik di dalam batuan, yang merekam arah medan magnet dari waktu ke waktu.
Namun, ketika meneliti batuan dari zaman Ediakara atau sekitar 630 hingga 540 juta tahun lalu, para peneliti menemukan kejanggalan.
Arah medan magnet pada masa itu tampak berubah sangat cepat dan tidak stabil, seolah benua purba bergerak ratusan sentimeter per tahun, sesuatu yang mustahil secara geologis.
Setelah meneliti batuan vulkanik kuno dengan metode baru, para ilmuwan menemukan bahwa penyebabnya bukanlah pergerakan benua, melainkan medan magnet Bumi yang sedang kacau dan tidak stabil.
Baca juga: Ramai soal Komet 3I/ATLAS Disebut “Teknologi Alien”, Benarkah Berbahaya bagi Bumi? Ini Kata BRIN
Dilansir dari Science Alert, Minggu (2/11/2025), tim peneliti internasional yang dipimpin Universitas Yale meneliti batuan vulkanik kuno di Pegunungan Anti-Atlas, Maroko.
Dengan metode analisis baru, mereka mampu mengukur arah magnet dalam batuan secara lebih akurat serta menentukan kapan batuan tersebut terbentuk.
“Kami mengusulkan model baru untuk medan magnet Bumi yang menemukan pola dalam variabilitasnya, bukan sekadar kekacauan acak,” ujar David Evans, ahli geologi Universitas Yale sekaligus pemimpin penelitian.
Lapisan demi lapisan batuan di Pegunungan Anti-Atlas dianalisis untuk mendapatkan data rinci mengenai perubahan medan magnet pada masa itu.
Hasilnya, para peneliti memastikan bahwa bukan benua yang bergerak cepat, tetapi medan magnet Bumi yang berbalik arah dalam waktu singkat.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Science Advances pada 3 Oktober 2025.
Baca juga: 2 Komet Langka Akan Melintas Dekat Bumi Pada 20-21 Oktober 2025
Temuan tersebut sekaligus membantah teori lama yang menganggap pergerakan benua sebagai penyebab anomali magnetik, seperti teori true polar wander atau pergeseran kutub sejati.
True polar wander terjadi ketika seluruh kerak dan mantel luar Bumi bergerak signifikan, sementara kutub tetap berada di tempat yang sama.