KOMPAS.com – Banyak pemilik kendaraan mungkin masih memilih bahan bakar minyak (BBM) berdasarkan harga, tanpa memperhatikan kebutuhan teknis mesin.
Padahal, menurut pakar otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, penggunaan BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin bisa berdampak serius pada performa dan keawetan kendaraan.
“Setiap mesin memiliki karakteristik teknis tersendiri, terutama rasio kompresi, yang menentukan kebutuhan BBM-nya,” terangnya pada Jumat (31/10/2025), dikutip dari Antara.
Baca juga: Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 November 2025, Ada yang Naik
Yannes menjelaskan, mesin modern dengan rasio kompresi tinggi secara teknis membutuhkan BBM beroktan tinggi agar tahan terhadap pembakaran dini akibat tekanan besar di ruang bakar.
Jika BBM yang digunakan memiliki angka oktan (RON) di bawah rekomendasi pabrikan, mesin berisiko mengalami knocking atau “ngelitik”.
Knocking terjadi ketika bahan bakar terbakar terlalu cepat karena tekanan tinggi di dalam silinder.
Akibatnya, piston menerima hentakan pada waktu yang salah, menimbulkan getaran dan menurunkan tenaga mesin.
“Kalau terus dipaksakan, pukulan konstan akibat ledakan prematur ini bisa membuat piston retak bahkan bolong,” jelas Yannes.
Selain performa menurun, kondisi ini dapat memperpendek umur komponen mesin dan meningkatkan biaya perawatan.
Baca juga: UPDATE Harga BBM Pertamina Per 1 November 2025
Di sisi lain, penggunaan BBM dengan oktan terlalu tinggi untuk mesin berkompresi rendah juga tidak disarankan.
Yannes menuturkan, BBM beroktan tinggi dirancang lebih sulit terbakar agar tahan terhadap tekanan tinggi.
Namun, pada mesin lama atau berkompresi rendah, pembakaran justru tidak berlangsung sempurna.
“Akibatnya boros, tenaga berkurang, dan bisa meninggalkan kerak karbon di ruang bakar,” katanya.
Baca juga: Ramai Ajakan Beli BBM di SPBU Pertamina daripada Swasta, Benarkah Kualitasnya Berbeda?
Menurut Yannes, memilih BBM sesuai rekomendasi pabrikan adalah langkah penting untuk menjaga efisiensi bahan bakar, tenaga optimal, dan keawetan mesin.
Ia menegaskan, penggunaan BBM yang tidak sesuai spesifikasi bukan hanya menurunkan performa kendaraan, tetapi juga merugikan secara ekonomi.
“Memakai bensin beroktan tinggi pada mesin yang tidak membutuhkannya hanya membuat kita membayar lebih mahal tanpa keuntungan apa pun,” ujar Yannes.
Dengan kata lain, memahami spesifikasi mesin kendaraan dan memilih BBM yang tepat bukan sekadar soal efisiensi, tetapi juga investasi jangka panjang untuk menjaga performa dan daya tahan kendaraan.
Baca juga: Banyak Tangki Berkarat dan Motor “Brebet”, Benarkah karena Etanol pada BBM?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang