KOMPAS.com - Lini masa media sosial X diramaikan dengan narasi yang menyebut bahan bakar minyak (BBM) dengan etanol diduga menyebabkan tangki hingga busi berkarat.
Pada awal Oktober 2025, pengunggah sudah memperkirakan bahwa hal ini bakal terjadi usai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mewajibkan campuran etanol 10 persen (E10) pada BBM.
Pengunggah menilai, kebijakan itu berpotensi menyebabkan tangki sepeda motor berkarat, filter fuelpump tersumbat hingga motor "brebet".
“Kejadian kan, bensin etanol membuat bengkel laris, penjualan busi meningkat dan sparepart laris,” tulis akun @Bis**** pada Selasa (28/10/2025).
Lantas, benarkah kasus motor "brebet" akibat BBM campur etanol?
Baca juga: Untung Rugi BBM Dicampur Etanol 10 Persen Menurut Ahli
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan, kandungan etanol saat ini hanya terdapat dalam Pertamax Green 95, dengan persentase hanya 5 persen.
Sementara, campuran etanol 10 persen pada BBM jenis lain belum diterapkan dan masih dalam tahap rencana.
Karena itu, ia memastikan bahwa BBM Pertamina lainnya yang saat ini beredar di Indonesia tidak mengandung etanol.
“Tidak ada kandungan etanol dalam produk Pertalite,” ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (29/10/2025).
Baca juga: Kandungan Etanol Bisa Sebabkan BBM Boros, Ini Penjelasan Ahli ITB dan UGM
Sementara itu, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Jayan Sentanuhady juga mengatakan bahwa kandungan etanol di dalam BBM mampu menyerap kandungan air.
“Gini ya, bahan bakar dari sumber alam itu mostly menyerap kandungan air. Nah, kandungan air ini yang menyebabkan karat. Kalau etanolnya sih enggak menyebabkan karat,” kata dia saat dihubungi terpisah, Rabu.
Jayan menjelaskan, semakin tinggi persentase etanol dalam BBM, kandungan airnya juga akan lebih tinggi. Begitu pun sebaliknya.
“Semakin lama bahan bakar dengan etanol didiamkan, semakin lama juga akan semakin tinggi,” ucapnya.
Namun, jika persentase etanol hanya 10 persen, kemungkinan kandungan tersebut tidak terlalu berdampak pada performa kendaraan.
“Serapannya sebenarnya skala kecil. Mungkin enggak terlalu berefek ke performa mesin, efeknya kecil banget,” jelas dia.