Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Optimisme Indonesia 2025 Turun, PHK hingga Inflasi Jadi Biang Keroknya

Kompas.com - 09/08/2025, 15:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Indeks Optimisme Indonesia mengalami penurunan dengan skor 5,51 pada 2025 dari sebelumnya 7,77 pada 2023.

Hal tersebut tercermin dalam hasil survei yang dilakukan GoodNews From Indonesia (GNFI) bersama GoodStats yang dilakukan pada 3 Juni-3 Juli 2025.

Survei tersebut melibatkan 1.020 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Sumatera (21,2 persen), Jawa (61,5 persen), Kalimantan (5,8 persen), Sulawesi-Papua (7,3 persen), dan Bali-Nusa Tenggara (4,2 persen).

Responden berasal dari beragam latar belakang demografis dengan mayoritas perempuan (58,1 persen) dan didominasi oleh kelompok usia 17–35 tahun (76,8 persen).

GNFI dan GoodStats mengumpulkan data menggunakan dua metode utama, yakni survei online dan Forum Group Discussion (FGD).

Pengukuran menggunakan skala Likert 1-10 dengan interpretasi skor dibagi ke dalam kategori "sangat pesimis" (1-2), "pesimis" (3-4), "netral" (5-6), "optimis" (7-8), dan "sangat optimis" (9-10).

Baca juga: Menilik Optimisme Generasi Muda dalam Politik Melalui Debat Kompetitif

Penyebab Indeks Optimisme 2025 turun

Menurut temuan GNFI dan GoodStats, skor 5,51 pada Indeks Optimisme 2025 masuk kategori “netral” padahal sebelumnya berada pada kelompok “optimis” pada 2023.

Kondisi tersebut menunjukkan situasi ketika ada keinginan untuk tetap optimisme atau merawat harapan dalam menatap masa depan, namun pada saat yang bersamaan dibayangi oleh kekhawatiran dan ketidakyakinan.

Penurunan indeks dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gejolak ekonomi berupa pemutusan hubungan kerja (PHK) dan inflasi, dinamika politik, serta dampak konflik global.

Beberapa temuan kunci yang berkontribusi terhadap penurunan Indeks Optimisme 2025 adalah 67,6 persen responden yang menyaksikan atau mengalami PHK dalam enam bulan terakhir

55,8 persen responden yang disurvei juga merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok sangat signifikan.

Sementara itu, 33,8 persen responden mengaku pendapatan rumah tangga mereka menurun.

“Meskipun demikian, skor 5,51 persen bukanlah pesimisme total, tetapi mencerminkan optimisme yang tertahan,” tulis GNFI dan GoodStats dalam surveinya.

“Masyarakat ingin percaya masa depan bisa lebih baik, tetapi realitas sehari-hari—seperti PHK, tekanan kebutuhan sehari-hari, perilaku politik praktis yang sering membuat prihatin, dan ketidakpastian global—membuat harapan agak sulit dipertahankan,” tambahnya.

Baca juga: Optimisme Imlek

Generasi muda 17-25 tahun paling pesimis

GNFI dan GoodStats juga mendapati temuan bahwa generasi muda berusia 17-25 tahun menjadi kelompok paling pesimis dengan skor 5,45.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau