KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan tatap muka di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Alaska pada Jumat (15/8/2025) pukul 11.30 waktu setempat.
Trump bertemu Putin untuk menyelesaikan perang antara Rusia dengan Ukraina yang sudah berlangsung sejak 2022.
Pertemuan tersebut menjadi kali pertama bagi Putin menginjakkan kaki di AS sejak 2015 untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Dalam tayangan yang disiarkan Gedung Putih melalui kanal YouTube resminya, Trump terlihat memberikan sambutan yang hangat ketika bertemu Putin.
Trump sempat menepuk lengan Putin lalu berjabat tangan sambil terlibat percakapan singkat sebelum melakukan sesi foto bersama dengan latar belakang pesawat Air Force One.
Lalu, apa saja poin penting dalam pertemuan Trump dan Putin di Alaska?
Baca juga: Pertemuan Trump-Putin Disepakati, Lokasi Diumumkan Menyusul, Apa yang Akan Dibahas?
Ada sejumlah poin penting di balik pertemuan Trump dan Putin di Alaska.
Berikut rangkumannya:
Trump mengaku, pertemuannya dengan Putin berjalan sangat “produktif” dan banyak poin sudah disepakati.
Namun, kedua kepala negara tidak memberikan penjelasan secara gamblang dalam pertemuan di Alaska.
“Hanya ada sedikit yang tersisa. Beberapa tidak terlalu signifikan. Satu mungkin yang paling signifikan, tetapi kami memiliki peluang yang sangat besar untuk mencapainya,” kata Trump dikutip dari CNN, Sabtu (17/8/2025).
“Kami tidak mencapainya, tetapi kami memiliki peluang yang sangat besar untuk mencapainya,” tambahnya.
Setelah pertemuan dengan Putin berakhir, Trump mendapat pertanyaan dari awak media mengenai teritorial yang akan memberikan Rusia tanah yang sebelumnya tidak dimiliki dan potensi jaminan keamanan AS soal Ukraina.
Trump hanya mengatakan bahwa hal-hal tersebut menjadi poin yang sudah dinegosiasikan, namun ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Itu adalah poin-poin yang sebagian besar telah kita sepakati,” ujar Trump.
Baca juga: Tarif 100 Persen Trump Guncang Industri Chip Global, Siapa yang Paling Terdampak?