Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Biaya Anak Perempuan 2 Kali Lipat Lebih Besar dari Anak Laki-laki? Ini Kata Ekonom

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Freepik/Freepik
Ilustrasi anak perempuan. Biaya hidup anak perempuan seringkali dianggap lebih mahal daripada anak laki-laki
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial menyoroti bahwa sebuah keluarga umumnya mengeluarkan biaya hidup lebih besar untuk anak perempuan dibanding anak laki-laki.

Menurut unggahan di akun Instagram @sukabumime***, biaya tersebut meliputi kebutuhan sehari-hari, pakaian, perawatan diri, pendidikan, hingga aktivitas ekstrakurikuler.

“Faktor budaya dan pasar juga ikut berperan. Industri pemasaran lebih sering menargetkan anak perempuan dengan berbagai kebutuhan baru, mulai dari tren fesyen hingga produk kecantikan,” tulis akun tersebut.

Hal ini membuat biaya hidup anak perempuan cenderung melonjak dibanding anak laki-laki, terutama di negara dengan tradisi mas kawin atau pesta pernikahan besar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggahan ini memantik diskusi di kalangan warganet.

Baca juga: MBG Tidak Sesuai Selera Anak Picu Food Waste, Pengamat Beri Catatan untuk Pemerintah

“Bener sihhh, baby ku cewek mau launching bulan ini. Dari jauh-jauh hari udah ku siapin tabungan khusus buat dia nanti klo dah remaja. Buat skincare-nya, buat belanja bajunya,” tulis akun @febby***.

“Bukan hanya dua kali tapi berkali-kali mahal dari laki-laki, tapi ortu yang punya anak perempuan lebih tangguh dan rezekinya lebih lancar dan berkah,” komentar akun @nourad***.

Lantas, benarkah biaya hidup anak perempuan dua kali lipat lebih besar daripada anak laki-laki?

Baca juga: 5 Fakta Kasus Kepsek Prabumulih: Dimutasi Usai Tegur Anak Wali Kota, Kini Kembali Bertugas

Biaya hidup anak tidak ditentukan gender

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin, menegaskan bahwa anggapan anak perempuan selalu lebih mahal daripada anak laki-laki tidak selalu akurat.

Menurutnya, persepsi ini kerap beredar tanpa didukung data yang kuat.

“Anak perempuan maupun laki-laki memerlukan biaya yang tergantung pada pendapatan orangtua, tempat anak dibesarkan, gaya hidup, tempat bersekolah, lingkungan pertemanan, dan lain-lain,” jelas Eddy yang menekankan bahwa faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh pada pengeluaran keluarga.

Eddy menambahkan, anggapan umum mengenai biaya anak perempuan yang lebih tinggi kerap muncul dari pengalaman pribadi atau insting semata, bukan hasil riset ilmiah yang sistematis.

Baca juga: Dulu Sopir Angkot Bisa Poligami, Kini Pasangan Muda Tanggung 1 Anak Saja Harus Kerja Semua

Hal ini membuat generalisasi tentang biaya anak berdasarkan jenis kelamin menjadi kurang tepat.

Ia juga menjelaskan bahwa kebutuhan anak perempuan yang terkait dengan produk perawatan diri, seperti skincare, kosmetik, pakaian, atau parfum, memang lebih terlihat, tetapi bukan berarti anak laki-laki tidak memiliki pengeluaran signifikan.

Kedua jenis kelamin bisa sama-sama boros tergantung gaya hidup dan tren sosial di sekitar mereka.

“Jadi, membandingkan biaya antara anak perempuan dan laki-laki secara sederhana tidak adil. Yang lebih penting adalah memahami konteks keluarga, pilihan gaya hidup, dan prioritas investasi orang tua terhadap anak,” tegas Eddy.

Baca juga: Para Orangtua di Inggris Ramai-ramai Wariskan Harta Lebih Cepat ke Anak, Ada Apa?

Gaya hidup dan tren sosial pengaruhi pengeluaran

Eddy Junarsin menekankan bahwa pengeluaran anak sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan tren sosial, tak hanya soal jenis kelamin.

“Memang kebutuhan wanita dari sisi keindahan bisa lebih banyak, seperti skincare, kosmetik, pakaian, perhiasan, parfum, dan sebagainya. Namun jangan salah, pria juga bisa boros dalam hal-hal tersebut. Jadi, hal ini tidak bisa digeneralisasi,” ujarnya.

Menurut Eddy, perilaku konsumtif anak dipengaruhi lingkungan, teman sebaya, dan kebiasaan keluarga, sehingga setiap anak memiliki pola pengeluaran yang unik.

Faktor sosial ini sering kali lebih menentukan dibandingkan stereotip bahwa anak perempuan selalu lebih mahal.

Dengan kata lain, memahami konteks keluarga dan lingkungan sosial menjadi kunci untuk menilai pengeluaran anak secara realistis, bukan sekadar membandingkan jenis kelamin.

Baca juga: Sosok Tyler Robinson, Tersangka Penembakan Charlie Kirk yang Dikenal sebagai Anak Baik dan Berprestasi

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi