Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Indonesia Sudah Memasuki Musim Penghujan? Ini Kata BMKG

Kompas.com - 18/09/2025, 13:15 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X ramai membahas mengenai datangnya musim penghujan di Indonesia.

Sebuah akun di X menjelaskan bahwa bulan September ini, garis edar semu Matahari mulai berada di Zenith Indonesia menuju Samudra Hindia.

"Selamat datang musim hujan," tulis akun @zakiber**ta pada Rabu (17/9/2025).

Warganet pun menginformasikan cuaca di wilayah masing-masing serta mengingatkan persiapan musim penghujan.

"Barusan lihat prakiraan cuaca. Di Kota Surabaya 3 hari ke depan turun hujan. Harus selalu sedia jas hujan kalau berangkat kerja atau bepergian," tulis akun @n*******a pada Rabu (17/9/2025).

Lantas, benarkah Indonesia saat ini sudah memasuki musim penghujan?

Baca juga: Benarkah Manusia Bisa Prediksi Datangnya Hujan dari Bau Khas? Ini Faktanya

Penjelasan BMKG

Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Supari membenarkan, bahwa musim hujan terjadi setelah gerak semu Matahari melewati garis ekuator pada fase yang kedua, yaitu pada bulan September.

Selanjutnya, kata dia, akan terbentuk pusat tekanan tinggi di belahan Bumi utara (BBU) ketika Matahari mulai bergerak ke belahan Bumi selatan.

"(Pusat tekanan tinggi) kemudian mendorong mengalirnya massa udara dari daratan Asia menuju Bumi belahan selatan (BBS)," terang Supari saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/9/2025).

Dia melanjutkan, mekanisme inilah yang menyebakan pergerakan angin monsum Asia.

Walaupun begitu, dia memberikan catatan bahwa musim penghujan di Indonesia tidak semata-mata dipengaruhi oleh monsun saja.

"Dalam kondisi anomali iklim seperti tahun 2025, musim hujan bisa terjadi lebih awal dari kalender astronomi," ujar Supari.

Dalam kondisi ini, lanjut dia, banyak wilayah yang normalnya memasuki musim hujan di bulan September menjadi pada Agustus, yaitu sebulan sebelum Matahari berada di atas garis ekuator.

Dengan begitu, Supari meluruskan bahwa awal musim hujan di berbagai daerah tidak terjadi secara bersamaan.

Baca juga: Awal Musim Hujan Akhir 2025 Tidak Serentak, BMKG Ungkap Penyebabnya

Daftar wilayah yang memasuki musim penghujan

Selanjutnya, Supari membenarkan bahwa beberapa Zona Musim (ZOM) teridentifikasi telah memasuki musim hujan, yaitu meliputi:

  • Sumatera bagian utara dan tengah
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Gorontalo
  • Sulawesi Selatan
  • Papua Barat Daya bagian utara.

"Selanjutnya, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan pada bulan September, Oktober, dan November 2025," jelas Supari.

Ia mengatakan, wilayah yang diprediksi akan memasuki musim hujan pada bulan September 2025 yaitu sebanyak 79 ZOM (atau 11.3 persen), meliputi:

  • Sebagian besar Sumatera Utara
  • Sebagian Riau
  • Sumatera Barat bagian utara
  • Jambi bagian barat
  • Bengkulu bagian utara
  • Bangka Belitung bagian selatan
  • Sumatera Selatan
  • Sebagian kecil Jawa
  • Kalimantan Selatan
  • Sebagian Papua
  • Sebagian Papua Selatan.

Berikutnya, wilayah yang diprediksi akan memasuki musim hujan pada Oktober 2025 sebanyak 149 ZOM (atau 21.3 persen), mencakup:

  • Sebagian Lampung
  • Sebagian besar Pulau Jawa
  • Bali
  • Sebagian Nusa Tenggara Barat
  • Sulawesi bagian selatan
  • Papua bagian timur
  • Papua Pegunungan.

Sementara itu, wilayah yang diprediksi akan memasuki musim hujan pada November 2025 yaitu 105 ZOM (atau 15 persen), meliputi:

  • Sebagian besar Nusa Tenggara Barat
  • Sebagian besar Nusa Tenggara Timur
  • Sulawesi bagian tengah dan tenggara
  • Sebagian Maluku
  • Sebagian Papua Barat
  • Papua bagian utara.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau