KOMPAS.com - Lini masa media sosial X diramaikan dengan unggahan berisi dugaan peretasan terhadap data nasabah Bank BCA.
Dalam unggahan akun @H4ckm*** pada Rabu (17/9/2025), pengunggah menuliskan, peretas atau hacker menggunakan nama samaran "Communism".
Peretas mengeklaim berhasil mencuri 20 juta data nasabah Bank BCA, termasuk nama lengkap, nomor identitas, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, alamat email, nomor pajak (NPWP), dan sebagainya.
"The threat actor going by the alias COMMUNISM claims to have breached Bank Central Asia, Indonesia’s largest private bank. According to the actor, the exfiltrated database contains records of 20 million users, including full names, ID numbers, dates of birth, addresses, phone numbers, emails, tax numbers (NPWP), and detailed banking information such as account numbers and bank codes," tulisnya.
Lantas, benarkah ada pencurian data nasabah Bank BCA?
Baca juga: BCA Mobile Eror, Pengguna: Loading Lama, Transaksi Tak Bisa Diproses
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn membantah informasi di media sosial yang menyatakan adanya peretasan.
"Dapat kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar," kata Hera saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (18/9/2025).
Dia memastikan, sistem BCA tidak mengalami kebocoran, sehingga data para nasabah tetap aman.
Pihaknya mengaku senantiasa menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis untuk melindungi data para nasabah.
Selain itu, BCA juga melakukan mitigasi risiko yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital para nasabah.
Baca juga: BCA Buka Suara soal Pembukaan Mutasi Rekening Nikita Mirzani di Persidangan
Nasabah Bank BCA bisa ikut serta menjaga keamanan datanya dengan cara tidak sembarangan memberikan data diri kepada modus penipuan yang mengatasnamakan BCA.
"Jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapa pun," kata dia.
Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala.
Apabila nasabah menemukan transaksi yang mencurigakan, segera menghubungi kontak berikut: