Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Halima Cisse, Harus Dibawa ke Maroko untuk Lahirkan 9 Anak Sekaligus

Baca di App
Lihat Foto
tangkapan layar (Guinnes World Records)
Halima Cisse, ibu asal Mali, melahirkan 9 bayi kembar langka dan tercatat di Guinness World Records
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Di balik perjalanan medis penuh risiko, seorang perempuan asal Mali, Halima Cisse, mencatatkan kisah luar biasa.

Pada 4 Mei 2021, ia melahirkan sembilan bayi sekaligus.

Itu menjadi sebuah kelahiran langka yang mengejutkan dunia medis sekaligus menembus Guinness World Records.

Sebelumnya, hasil USG pada Halima hanya memperkirakan kehamilan tujuh janin. Namun, kenyataan berbicara lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua bayi tambahan lahir dalam kondisi sehat, melengkapi sembilan buah hati yang terdiri dari lima perempuan dan empat laki-laki.

Baca juga: Rekor, Hampir 100.000 Orang Jepang Berusia Lebih dari 100 Tahun

Sebagaimana diberitakan NPR (6/5/2021), Menteri Kesehatan Mali kala itu, Dr. Fanta Siby, turut mengumumkan kelahiran sembilan anak Halima.

“Bayi-bayi baru lahir dan sang ibu semuanya dalam keadaan sehat,” ungkap Dr. Fanta Siby, dalam keterangan resmi kala itu.

Dalam laporannya, proses persalinan Halima berlangsung di Maroko, negara tempat Halima dipindahkan pada akhir Maret demi mendapatkan perawatan spesialis.

Pemerintah Mali ikut menanggung biaya evakuasi medis tersebut, mengingat besarnya risiko kehamilan langka ini.

Saat tiba di Maroko, kehadiran Halima bahkan sempat disambut sorotan kamera, menandai momen bersejarah yang kini menjadi sorotan dunia.

Baca juga: Italia dan China Bangun Jembatan Rekor Dunia, Terpanjang dan Tertinggi

Proses Halima Cisse melahirkan sembilan bayi 

Di ruang operasi sebuah klinik swasta di Casablanca, Maroko, Halima Cisse yang kala itu berusia 25 tahun melahirkan sembilan bayi lewat operasi sesar.

Para dokter terkejut ketika menemukan jumlah bayi lebih banyak dari perkiraan USG, yang sebelumnya hanya menunjukkan tujuh janin.

Kabar kelahiran langka ini langsung menjadi sorotan. Di Mali, pengumuman resmi Kementerian Kesehatan disambut dengan rasa bangga di media sosial.

Namun, di balik euforia, sebagian warganya juga menyoroti perlunya peningkatan standar layanan kesehatan, mengingat biaya besar yang harus dikeluarkan untuk evakuasi medis Cisse ke luar negeri.

Baca juga: 5 Fakta Wakapolri Baru Dedi Prasetyo, Pernah Pecahkan Rekor MURI dan Peta Kekayaannya

Profesor Youssef Alaoui, direktur medis klinik Ain Borja, sempat berpandangan bahwa sembilan bayi Halima itu lahir pada usia kandungan 30 minggu dengan berat antara 500 gram hingga 1 kilogram.

Kondisi sang ibu sempat kritis akibat pendarahan hebat karena rahim yang membesar, tetapi berangsur stabil di ruang perawatan intensif.

Demi menangani kelahiran berisiko tinggi itu, klinik mengerahkan sekitar 30 tenaga medis khusus.

Sementara itu, di Mali, sang suami, Adjudant Kader Arby, hanya bisa mendengar kabar bahagia dari jauh.

Ia mendampingi putri mereka di rumah, namun tidak bisa menutupi rasa harunya.

“Saya sangat bahagia, istri dan sembilan bayi saya baik-baik saja. Semua orang menelepon, bahkan presiden menelepon saya,” ujarnya penuh syukur.

Baca juga: Siapa Komjen Dedi Prasetyo, Wakapolri Baru yang Pernah Raih Rekor MURI?

Menembus Guinness World Records

Setahun setelah mencatatkan sejarah, sembilan bayi kembar asal Mali merayakan ulang tahun pertama mereka pada 4 Mei 2022.

Lahir prematur pada usia kandungan 30 minggu melalui operasi caesar, nonuplet (peristiwa langka kelahiran sembilan bayi sekaligus) ini tak hanya mengejutkan dunia medis, tetapi juga resmi diakui Guinness World Records sebagai kelahiran terbanyak yang bertahan hidup dalam satu persalinan.

Sebelumnya, rekor serupa dipegang Nadya Suleman dari Amerika Serikat, yang melahirkan delapan bayi pada 2009.

Kini, sembilan buah hati pasangan Halima Cisse dan Abdelkader Arby telah tumbuh aktif.

“Mereka semua sudah merangkak, beberapa bisa duduk, bahkan ada yang mulai berjalan sambil berpegangan,” ujar Abdelkader dikutip dari laman resmi Guinnes World Records (4/5/2022).

Baca juga: 5 Kapolres Baru di Jateng Mutasi Polri 2025: Ada Polwan dan Pemegang Rekor MURI

Meski mengakui mengasuh sembilan bayi bukan hal mudah, ia merasa bahagia melihat kesehatan anak-anaknya terjaga.

Keluarga besar saat itu masih berada di Maroko, menempati apartemen khusus yang disediakan klinik tempat mereka dilahirkan.

Perawat berjaga setiap hari untuk mendampingi Cisse merawat anak-anaknya, sementara pola makan ketat diterapkan demi memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Perayaan ulang tahun pertama mereka berlangsung sederhana, hanya dihadiri beberapa perawat dan tetangga apartemen.

Namun, momen ini tetap istimewa. Lima bayi perempuan dengan nama Adama, Oumou, Hawa, Kadidia, dan Fatouma serta empat bayi laki-laki bernama Oumar, Elhadji, Bah, dan Mohammed VI bukan sekadar simbol kelahiran langka, melainkan juga kisah harapan dan ketabahan yang kini tercatat dalam sejarah dunia.

Baca juga: Head to Head Indonesia Vs Vietnam Jelang Final Piala AFF U23 2025, Garuda Muda Dibayangi Rekor Buruk

Apa penyebab kehamilan ganda?

Dilansir dari BBC (6/5/2021), kehamilan ganda seperti yang dialami Halima Cisse tergolong sangat langka jika terjadi secara alami.

Banyak kasus serupa biasanya berkaitan dengan penggunaan perawatan kesuburan, meskipun hingga kini belum diketahui apakah hal itu berlaku dalam kasus Cisse.

Menurut ginekolog Bill Kalumi dari Rumah Sakit Nasional Kenyatta, Kenya, salah satu faktor pemicunya adalah penggunaan obat kesuburan.

Di Afrika, obat ini kerap diresepkan pada perempuan yang baru berhenti memakai kontrasepsi hormonal, karena tubuh mereka membutuhkan waktu untuk kembali berovulasi.

Kondisi tersebut dapat memicu pelepasan lebih dari satu sel telur dalam satu siklus, yang kemudian meningkatkan peluang terjadinya kehamilan ganda.

Baca juga: Bandara Kansai Jepang Cetak Rekor 30 Tahun Tanpa Kehilangan Koper, Apa Rahasianya?

Namun, kehamilan dengan jumlah janin banyak memiliki risiko besar. Di negara-negara yang melegalkan aborsi, dokter biasanya menyarankan pengurangan jumlah janin jika seorang perempuan mengandung lebih dari empat bayi.

Sebab, mayoritas kehamilan ganda berakhir dengan kelahiran prematur, seperti yang dialami Cisse.

Bayi prematur, yang lahir sebelum usia kandungan 37 minggu, sering menghadapi masalah kesehatan serius. Paru-paru mereka belum matang, sistem imun lemah, dan lebih rentan terhadap infeksi seperti sepsis.

Dalam jangka panjang, anak-anak dari kehamilan ganda juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami cerebral palsy, kondisi yang memengaruhi kemampuan motorik dan pergerakan tubuh.

Baca juga: Jepang Pecahkan Rekor Kecepatan Internet Dunia, 4 Juta Kali Lebih Cepat dari Rata-Rata di AS

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi