
Begitupun Jepang dan Korea Selatan dirugikan dalam penetapan Arab Saudi sebagai tuan rumah babak final Liga Champions Elite Asia musim lalu.
Sejauh ini JFA, asosiasi sepak bola Jepang, membantah kabar bahwa mereka ingin keluar dari AFC sebagaimana dilaporkan media di Irak.
Baca juga: Gagalkah Proyek Naturalisasi? Sepak Bola adalah Wajah Kita
Wacana keluar dari AFC ini pun pernah digaungkan pecinta bola Indonesia tahun 2024 lalu. Waktu itu, Bahrain meminta AFC agar laga Indonesia Vs Bahrain dipindah dari Jakarta ke tempat netral. Alasannya Bahrain diancam oleh pecandu tim nasional Indonesia di media sosial.
Nah, sebagai gertakan agar AFC bersikap fair mencuatlah ide membentuk AFC tandingan atau melahirkan konfederasi baru yang mendepak 12 negara dari Timur Tengah.
Buat saya membuat konfederasi baru di Asia cukup masuk akal. Secara geografi, Asia terlalu luas. Negara-negara di Asia Barat, Asia Tengah dan Asia Selatan tetap bersama AFC.
Sedangkan negara-negara di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara membangun konfederasi anyar.
Tiga serangkai, yakni Jepang, Korea Selatan serta China bisa didaulat menjadi inisiator karena dua alasan.
Pertama, secara ekonomi merupakan kekuatan penting dunia. Dan kedua, ketiganya sukses mengembangkan kompetisi sepak bola domestik serta berpengalaman merumput di Piala Dunia.
Yang tersisa tinggal satu: Jepang dan negara-negara lain yang dirugikan oleh keputusan-keputusan AFC mau menggunakan haknya atau tidak. Ini zaman ketika berhimpun dalam konfederasi yang terlampau gendut sering tak menguntung.
Buat Indonesia, hitung-hitungannya harus sangat rasional. Apakah membentuk konfederasi baru dapat menjamin Indonesia lolos ke Piala Dunia 2030?
Seandainya Jepang, Korea Selatan dan China bersatu pun ongkosnya tetap mahal. Dan terakhir, FIFA sebagai induk sepak bola dunia, ramah atau tidak dengan ide "separatis" beginian.
Setidaknya setiap ide, diskursus dan kritik yang mencuat sanggup menginsyafkan AFC untuk lebih hati-hati dalam merumuskan serta menetapkan keputusan. Bagaimana pun itu mempertaruhkan sepak bola Asia yang tetap di belakang prestasi Afrika ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang