Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nafsu Seks Meningkat, Ini Penyebab dan Cara Mengendalikannya

Kompas.com - 21/04/2025, 22:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Nafsu seks yang tinggi kerap dianggap hal biasa, namun dalam beberapa kasus kondisi ini bisa menjadi sinyal adanya gangguan kesehatan fisik maupun mental.

Jika tidak terkendali, dorongan seksual berlebihan dapat mengganggu aktivitas harian, hubungan sosial, hingga kualitas hidup seseorang.

Lantas, apa saja penyebab meningkatnya nafsu seks dan bagaimana cara menanganinya? Simak penjelasan berikut.

Baca juga: Puncak Nafsu Seksual Pria: Usia 20-an atau 30-an? Ini Penjelasannya…

Penyebab nafsu seks meningkat

Ada berbagai faktor yang memengaruhi naik turunnya nafsu seks seseorang, baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Disarikan dari Medical News Today dan Healthline, berikut beberapa penyebab yang umum ditemukan.

  • Perubahan hormon

Hormon adalah salah satu pemicu utama di balik perubahan libido. Testosteron, estrogen, dan progesteron (yang sering disebut sebagai hormon seks) memiliki peran besar dalam menentukan seberapa tinggi dorongan seksual seseorang.

Lonjakan hormon ini bisa terjadi selama masa pubertas, kehamilan, atau di titik tertentu dalam siklus menstruasi.

  • Kesehatan mental dan stres

Menariknya, stres bisa memicu efek yang berbeda pada tiap orang. Bagi sebagian orang, stres justru menurunkan minat seksual.

Namun, ada juga yang merespons dengan mencari pelarian lewat aktivitas seksual sebagai upaya mengurangi ketegangan.

Baca juga: 8 Manfaat dan Efek Samping Melakukan Hubungan Seksual Setiap Hari


  • Kebugaran fisik dan energi

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kondisi fisik lebih bugar cenderung memiliki dorongan seksual yang lebih tinggi.

Tubuh yang sehat mendukung sirkulasi hormon secara optimal dan meningkatkan stamina, sehingga libido pun terdorong naik.

  • Hubungan sosial dan pengalaman seksual

Pengalaman seksual yang menyenangkan, baik dengan pasangan maupun melalui masturbasi, juga bisa mendorong seseorang untuk menginginkan lebih banyak aktivitas seksual.

Sebaliknya, ketidakpuasan seksual yang berkepanjangan kadang memunculkan rasa penasaran dan keinginan lebih besar untuk mencapainya.

  • Pengaruh obat dan alkohol

Beberapa zat seperti alkohol diketahui bisa menurunkan hambatan dan meningkatkan dorongan seksual dalam jangka pendek.

Namun, pemakaian jangka panjang atau ketergantungan justru bisa berujung pada masalah performa seksual dan ketidakseimbangan hormon.

Dalam beberapa kasus, dorongan seksual yang berlebihan bisa berkaitan dengan kondisi medis seperti gangguan neurotransmitter, efek samping obat-obatan, hingga kelainan pada sistem saraf akibat penyakit tertentu.

Baca juga: 4 Tahapan Respons Seksual saat Berhubungan Intim, Pasutri Perlu Tahu

Memiliki nafsu seks yang tinggi bukan masalah selama tidak mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan kecemasan.

Namun, jika dorongan ini mulai terasa tidak terkendali, ada beberapa langkah yang bisa dicoba untuk mengelolanya, seperti:

  • Konsultasi dengan terapis

Berbicara dengan konselor atau terapis bisa membantu memahami penyebab di balik meningkatnya dorongan seksual. Terapi bicara juga efektif dalam mengatasi kebiasaan seksual kompulsif.

  • Alihkan perhatian dengan aktivitas positif

Olahraga, hobi kreatif, atau kegiatan sosial bisa menjadi cara efektif untuk mengalihkan energi seksual ke hal-hal lain yang lebih produktif dan sehat.

  • Bangun kedekatan non-seksual dengan pasangan

Membangun kedekatan emosional tanpa berujung pada aktivitas seksual, seperti menghabiskan waktu berkualitas bersama, berpelukan, atau pijatan relaksasi, bisa membantu menyeimbangkan ekspektasi dalam hubungan.

Penting untuk dipahami bahwa menekan nafsu seks tidak berarti menolak sisi alami tubuh, melainkan mengelola dan menyalurkan energi seksual dengan cara yang sehat dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Hiperseks, Penyebab, dan Ciri-cirinya

Kapan harus ke dokter?

Peningkatan nafsu seks yang berlebihan sebaiknya tidak dianggap sepele, terutama jika sudah mengganggu rutinitas sehari-hari, hubungan sosial, atau kesehatan mental.

Kondisi ini bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih serius, seperti gangguan perilaku seksual kompulsif (hiperseksualitas).

Beberapa tanda seseorang mungkin membutuhkan bantuan profesional antara lain:

  • Merasa dorongan seksual sulit dikendalikan meski sudah berusaha membatasinya
  • Aktivitas seksual menyebabkan masalah dalam hubungan, pekerjaan, atau kesehatan
  • Menggunakan seks sebagai pelarian dari stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya
  • Merasa tidak puas meskipun telah melakukan aktivitas seksual berulang kali

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, berkonsultasilah dengan dokter atau terapis yang berpengalaman dalam menangani masalah seksualitas.

Penanganan yang tepat bisa membantu mengembalikan kualitas hidup dan menjaga keseimbangan kesehatan mental.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau