Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pompa Air Tenaga Surya Membebaskan Perempuan di Pandan Indah

Kompas.com - 30/04/2025, 08:40 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Sepanjang hidupnya, Biim dan ibunya, Samsiah, selalu berhadapan dengan masalah air.

Pandan Indah, desa yang berjarak satu jam perjalanan dari Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, tempat mereka tinggal, adalah wilayah yang kering.

Air bukannya tidak ada, tetapi tersimpan jauh di bawah tanah sehingga sulit dimanfaatkan.

Akhirnya, untuk minum, membersihkan diri, dan memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya, Biim dan Samsiah harus membeli air.

Harga air terus naik. Saat ini, satu ember air dibanderol Rp 5.000. Setiap keluarga membutuhkan setidaknya enam ember per hari. Jadi, jika harus membeli seluruh kebutuhan air, mereka harus merogoh kocek sekitar Rp 900.000 per bulan.

"Kadang saat menstruasi saja, saya harus mikir pakai airnya biar hemat," kata Biim.

Pada 2015, desa memiliki inisiatif memasang pompa air berbahan bakar solar.

Mendapatkan air memang jadi lebih mudah, tetapi biayanya juga tidak murah.

Satu liter solar harganya Rp 15.000. Untuk mengisi tangki hingga penuh, dibutuhkan sekitar enam liter solar. Jika pompa menyala setiap hari, maka biaya per bulan bisa mencapai jutaan rupiah.

Memang, antar-keluarga bisa berbagi biaya solar. Namun, bagi warga setempat, tetap saja itu terhitung mahal.

Bukan hanya itu.

Perempuan desa harus berjalan setidaknya dua kilometer ke pangkalan solar.

Solar pun tidak selalu tersedia. Pangkalan kerap kali tutup tanpa pemberitahuan.

Ini menambah beban perempuan, terutama yang sudah berkeluarga. Anak-anak sering ditinggal karena ibunya harus bolak-balik membeli solar.

Ide Pompa Air Tenaga Surya

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau