Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Persen Anak Muda Pilih Perusahaan yang Peduli Lingkungan

Kompas.com - 16/05/2025, 13:40 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Survei terbaru yang dilakukan oleh firma jasa profesional global, Deloitte, menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap keberlanjutan lingkungan memainkan peran penting dalam keputusan karier dan konsumsi Generasi Z dan Milenial.

Dari data ini, tujuh dari sepuluh responden menyatakan bahwa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan menjadi faktor penting saat memilih tempat kerja.

Selain itu, hampir dua pertiga dari mereka mengatakan bersedia membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan.

Baca juga: Gen Z dan Alpha Paling Rentan Terdampak Perubahan Iklim

Untuk membuat laporan tersebut, Survei Gen Z dan Milenial 2025, Deloitte mewawancarai lebih dari 23.400 responden dari Generasi Z (lahir antara 1995–2005) dan Milenial (lahir antara 1983–1994) yang tersebar di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik.

Deloitte mencatat bahwa kedua generasi ini diperkirakan akan mencakup 74 persen tenaga kerja global pada 2030

Berdasarkan survei tersebut ditemukan bahwa goals dari tempat kerja menjadi motivasi utama bagi Gen Z dan Milenial. Sekitar 90 persen dari kedua kelompok melaporkan bahwa rasa memiliki tujuan sangat penting bagi kepuasan dan kesejahteraan kerja mereka.

“Para responden ini berupaya menyeimbangkan tiga hal dalam karier mereka: uang, makna, dan kesejahteraan,” ujar Deloitte, sebagaimana dikutip dari esgtoday pada Jumat (16/5/2025)

Lebih lanjut, studi ini juga menemukan bahwa kepedulian terhadap isu lingkungan meningkat.

Sebanyak 65 persen Generasi Z dan 63 persen Milenial mengatakan mereka merasa khawatir terhadap lingkungan dalam sebulan terakhir, angka ini naik dibandingkan survei tahun sebelumnya.

Kurang dari 30 persen dari masing-masing kelompok melaporkan bahwa mereka belum mengalami peristiwa cuaca ekstrem dalam setahun terakhir.

Adapun, perhatian terhadap lingkungan dan fokus pada makna kerja turut memengaruhi keputusan karier responden, berdasarkan survei yang sama.

Sebanyak 70 persen responden mengatakan bahwa kredensial atau kebijakan lingkungan perusahaan penting saat menilai calon tempat kerja.

Sekitar 23 persen dari mereka bahkan meneliti kebijakan lingkungan perusahaan sebelum menerima tawaran kerja. Sementara itu, 15 persen Gen Z dan 13 persen Milenial menyatakan pernah berganti pekerjaan karena khawatir terhadap dampak lingkungan.

Sementara itu, hampir separuh responden (48 persen Gen Z dan 47 persen Milenial) mengatakan bahwa mereka dan rekan kerja mereka telah mendorong perusahaan untuk lebih aktif dalam isu lingkungan.

Hal serupa juga terlihat dalam keputusan konsumsi. Gen Z dan Milenial semakin mempertimbangkan aspek keberlanjutan saat membeli produk atau layanan.

Sebanyak 65 persen Gen Z dan 63 persen Milenial bersedia membayar lebih untuk produk atau layanan ramah lingkungan. Sekitar 25 persen di antaranya pernah meneliti dampak lingkungan atau kebijakan perusahaan sebelum melakukan pembelian.

Baca juga: Riset KG Media: Gen Z Punya Peran Krusial Percepat SDGs di Indonesia

Tidak hanya itu, banyak responden juga telah mengambil langkah nyata untuk mengurangi dampak lingkungan mereka. Sebanyak 43 persen Gen Z dan 47 persen Milenial mengatakan telah menghemat penggunaan air, sementara 36 persen mulai menggunakan transportasi yang lebih hemat energi.

Lebih dari seperempat responden juga sudah memperbarui rumah mereka dengan fitur berkelanjutan seperti panel surya atau pemanas geotermal, dan sekitar 45 persen lainnya berencana untuk melakukannya.

Hampir separuh dari setiap kelompok mengatakan bahwa mereka berencana membeli kendaraan listrik atau hibrida di masa depan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
LSM/Figur
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
LSM/Figur
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
Pemerintah
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
LSM/Figur
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
Pemerintah
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Swasta
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
LSM/Figur
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Pemerintah
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Swasta
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
LSM/Figur
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
LSM/Figur
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Swasta
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Swasta
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Pemerintah
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau