Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan WINGS Peduli Perluas Pembinaan Bank Sampah di Surabaya dan Bekasi

Kompas.com - 11/06/2025, 15:34 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Sebanyak 11,3 juta ton sampah di Indonesia tidak terkelola sepanjang 2024, menurut data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Di tengah mandeknya penanganan di tingkat sistem, upaya berbasis komunitas terus berkembang sebagai jalan keluar. Salah satunya melalui pembinaan bank sampah yang kini diperluas oleh Yayasan WINGS Peduli di dua titik baru: Gang Wolu Ninu-Ninu di Surabaya dan Gratera di Bekasi.

Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari program #PilahDariSekarang yang sudah dijalankan sejak 2024 dan telah mendampingi dua bank sampah di Jakarta dan Surabaya, dengan total lebih dari dua ton sampah anorganik berhasil dikelola hingga April 2025.

“Pembentukan bank sampah baru ini diharapkan memperluas partisipasi warga dalam memilah dan mengelola sampah langsung dari rumah,” ujar Sheila Kansil, perwakilan Yayasan WINGS Peduli, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya pada, Rabu (11/6/2025).

Menurutnya, kebiasaan memilah sampah bisa dibangun melalui pendekatan komunitas dan edukasi yang konsisten.

Bank sampah juga menjadi bagian dari upaya implementasi pengelolaan sampah dari sumber sebagaimana diatur dalam Permen LHK No.14/2021. Dalam konteks ini, bank sampah tak hanya berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah anorganik, tetapi juga sebagai ruang belajar bersama dan penggerak ekonomi sirkular.

Yayasan WINGS Peduli menggandeng Waste4Change sebagai mitra pendamping. Pendekatannya mencakup lima aspek utama, mulai dari pelatihan kelembagaan, penyusunan regulasi internal, pelibatan warga, pengelolaan keuangan, hingga pemanfaatan sampah organik. Setiap lokasi mendapatkan pendampingan sesuai kebutuhan, seperti pembuatan kompos, pengolahan minyak jelantah, hingga produksi sabun alami sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Baca juga: Gandeng Sejumlah Pihak, Pakuwon Luncurkan Kampanye Penanganan Sampah

“Tujuannya adalah menciptakan bank sampah yang berdaya dan menjadi bagian dari ekosistem ekonomi sirkular di komunitas,” kata Saka Dwi Hanggara, Campaign Manager Waste4Change. Pendampingan disebutnya tidak hanya soal teknis operasional, tetapi juga membangun kapasitas warga agar dapat mandiri dan berkelanjutan.

Salah satu contoh bank sampah yang kini aktif adalah Kartini 09 di RW 09, Cakung, Jakarta Timur. Dibentuk bersama ibu-ibu warga setempat pada tahun 2024, struktur kelembagaannya telah sesuai dengan ketentuan pemerintah. Setiap bulan, mereka mengumpulkan ratusan kilogram sampah dari empat RT.

“Saya jadi lebih peduli soal sampah, ilmunya juga bisa saya ajarkan ke anak dan suami,” ujar Hikmah, salah satu pengurus bank sampah tersebut. Ia juga mengaku mulai membiasakan membawa wadah makan sendiri untuk mengurangi sampah sekali pakai.

Di Surabaya, Bank Sampah B.I.A yang sempat vakum selama pandemi kembali aktif usai restrukturisasi kelembagaan. Dengan dukungan ketua RT sebagai penasihat, bank sampah ini berhasil mengelola lebih dari 1,3 ton sampah anorganik, termasuk jenis seperti boks plastik, minyak jelantah, dan seng.

“Sekarang saya bisa bedakan jenis-jenis plastik dan minyak jelantah, jadi semangat juga untuk setor rutin,” ujar Anggita, salah satu nasabah bank sampah tersebut.

Dua bank sampah binaan baru tahun ini dirancang sebagai model pengelolaan berbasis komunitas yang mempertimbangkan potensi dan kebutuhan lokal.

Tujuannya bukan hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menumbuhkan kesadaran dan kemandirian warga dalam menjaga lingkungan secara berkelanjutan.

Baca juga: Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Plastik Kresek Jadi BBM

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau