Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Lokal Ternyata Lebih Tangguh dan Bermanfaat dalam Krisis Iklim

Kompas.com - 23/06/2025, 18:12 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Bencana iklim seperti cuaca ekstrem menyebabkan kerusakan parah pada mata pencarian dan kondisi ekonomi masyarakat yang terkena dampaknya.

Dalam hal ini, sektor perbankan memiliki potensi besar untuk membantu meningkatkan ketahanan masyarakat akibat bencana tersebut.

Dalam jurnal De Economist, ekonom Vinzenz Peters dari Universitas Maastricht melakukan tinjauan literatur sistematis yang mencakup 76 studi empiris yang relevan.

Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk memahami bagaimana bank-bank terpengaruh oleh bencana alam dan bagaimana bank-bank berperan sebagai perantara dalam dampak-dampak bencana tersebut terhadap ekonomi riil.

Melansir Phys, Jumat (23/6/2025), bencana telah terbukti memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap neraca bank.

Baca juga: WWF: 11 Bank di Indonesia Mulai Adaptasi Keuangan Hijau

Namun, bagi bank yang berlokasi di negara-negara dengan sistem ekonomi dan keuangan yang maju serta bermodal besar, dampak negatifnya biasanya berumur pendek, dan lembaga keuangan pulih dengan cepat.

Peraturan yang ketat dan persyaratan modal yang tinggi terbukti meningkatkan kemampuan bank untuk bertahan menghadapi guncangan bencana yang dahsyat.

Sejauh ini, belum ada satu peristiwa pun yang benar-benar menjadi ancaman serius terhadap stabilitas keseluruhan sistem perbankan.

Namun, di negara-negara berkembang, guncangan parah seperti bencana alam atau krisis ekonomi memiliki dampak jangka panjang yang merusak kesehatan bank, meningkatkan risiko keuangan, dan menghambat keuntungan bank.

Akibatnya, bank-bank ini kesulitan memberikan pinjaman setelah guncangan tersebut, yang memperparah masalah ekonomi bagi rumah tangga dan perusahaan yang terkena bencana karena mereka kekurangan dana untuk membangun kembali dan memulihkan mata pencarian mereka.

"Kita tahu bahwa pembangunan ekonomi adalah salah satu indikator terbaik ketahanan ekonomi terhadap guncangan. Negara-negara kaya memiliki sumber daya untuk bangkit kembali, sementara negara-negara miskin tidak," papar Peters.

"Bank-bank yang lebih lemah yang kurang memiliki permodalan akan menghentikan kredit, sehingga memperpanjang perjuangan untuk pulih di wilayah-wilayah yang dilanda bencana," katanya lagi.

Penelitian ini tidak hanya menunjukkan satu sisi, tetapi juga menyoroti adanya "trade-off" yang perlu dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan dan masyarakat.

Baca juga: Bank Kian Gencar Danai Bahan Bakar Fosil pada 2024

Hal tersebut merujuk pada sistem perbankan yang selama ini dikaitkan dengan efisiensi yang lebih tinggi seperti otomatisasi keputusan kredit, privatisasi, ternyata menghambat ketahanan di masa krisis.

Akan tetapi wilayah-wilayah yang memiliki bank-bank yang lebih tradisional, berorientasi lokal, dan berskala lebih kecil cenderung lebih tangguh secara rata-rata.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau