Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Leuser hingga Jakarta, Perempuan dan Komunitas Muda Jadi Garda Depan Lingkungan

Kompas.com - 08/07/2025, 18:29 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com— Perempuan dan komunitas anak muda dinilai memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan secara berkelanjutan.

Editor-in-Chief National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim, menjelaskan bahwa tim editorial National Geographic Indonesia telah menjalankan program Perempuan untuk Perubahan selama dua dekade.

Program ini secara konsisten menyoroti perempuan-perempuan pembawa perubahan di berbagai daerah.

“Selama 20 tahun itu, kami meliput tentang perempuan-perempuan pembawa perubahan. Dari situ kami bisa mengambil kesimpulan bahwa perempuan memang berperan penting terhadap perubahan,” ujar Didi dalam acara Kick-Off Program Akademi Sekolah Lestari (ASRI) bertajuk Bersemi Generasi Lestari, Senin (7/7/2025).

Salah satu contohnya adalah di kawasan Ekosistem Leuser, Aceh, yang dikenal sebagai rumah bagi flora dan fauna langka.

Menurut Didi, sebagian besar penjaga Leuser adalah perempuan. Begitu pula di Merauke, Papua, dalam praktik sasi, tradisi adat yang mengatur pengelolaan sumber daya alam, termasuk dalam upacara adat, yang dikoordinir oleh para perempuan.

“Mama-mama di Papua yang mengoordinir itu semua. Perempuan memiliki kemampuan mengkoordinir tersebut, maka perubahan pada perbaikan lingkungan yang sistematik memerlukan peran perempuan,” jelasnya.

Baca juga: Perubahan Iklim, Perempuan Terpaksa Jadi Tulang Punggung Tanpa Jaminan Sosial

Ia menekankan, tanpa keterlibatan perempuan, hampir tidak mungkin terjadi perubahan menyeluruh, terutama dalam hal pelestarian lingkungan jangka panjang.

Tidak hanya perempuan, komunitas anak muda juga menjadi perhatian Didi dalam diskusi tentang keberlanjutan. Ia mengatakan bahwa anak muda sebagai populasi terbesar di Indonesia, bisa menjadi agen perubahan dengan dukungan sosial untuk bisa bergerak bersama.

“Mereka membutuhkan teman untuk membawa mereka bergerak ke arah yang lebih peduli lingkungan,” ujarnya.

Kabar baiknya, komunitas-komunitas itu sudah ada. Lebih lanjut, Didi menjelaskan beberapa contoh komunitas tersebut seperti Perkumpulan musisi muda di Bali yang menyuarakan isu lingkungan melalui musik.

Selain itu, ada Kebun Kumara, komunitas yang menggabungkan kegiatan berkebun dengan narasi adaptasi perubahan iklim, dan Regrow, komunitas yang mengangkat ide tentang menumbuhkan kembali apa yang telah dikonsumsi.

Didi juga mengatakan bahwa National Geographic Indonesia juga membentuk komunitas anak muda bernama Saya Pilih Bumi, yang aktif di berbagai daerah. Menurut Didi, komunitas-komunitas seperti ini perlu mendapat dukungan agar tetap menjaga fokus mereka terhadap isu lingkungan.

“Kita hanya perlu menjadi kontrol sosial atau kontrol bagi mereka untuk tetap pada jalurnya, agar tetap ada isu tentang penjagaan lingkungan dan perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan. Jangan sampai turun isunya,” ujarnya.

Baca juga: Ubah Jelantah Jadi Sabun, Komunitas Dorong Kelola Sampah

Senada dengan itu, Angga Adhitya Fritz Aradhana, Senior VP of Business Growth & Partnerships Rekosistem, menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan sangat penting dalam pengelolaan sampah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau