KOMPAS.com - Tim peneliti dari Monash University telah membuat penemuan yang dapat mengubah pemahaman kita tentang emisi gas rumah kaca dari ekosistem pesisir.
Studi yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience ini mengungkapkan bahwa pesisir berpasir, yang membentuk setengah dari garis pantai dunia, adalah sumber metana yang sebelumnya terabaikan.
Menurut Profesor Perran Cook, ketua tim peneliti dari Monash Faculty of Science Climate Hub, penelitian ini pun mempertanyakan peran vegetasi pesisir yang selama ini dianggap sebagai tempat penyimpanan karbon.
"Temuan baru ini tidak hanya menantang asumsi dasar dalam ilmu kelautan, tetapi juga mempertanyakan apa yang kita ketahui tentang peran ekosistem pesisir berpasir dalam produksi gas rumah kaca," kata Profesor Cook, dikutip dari Phys, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Akademisi UI: Giant Sea Wall Bakal Ubah Ekosistem Pesisir Pantura
Studi ini pun menambah bukti yang menunjukkan bahwa emisi metana dari biomassa yang membusuk seperti rumput laut bisa meniadakan sebagian besar penyerapan karbon dioksida yang selama ini dianggap sebagai fungsi ekosistem pesisir.
"Mengetahui jumlah emisi metana alami yang dihasilkan dari area pesisir juga krusial untuk model iklim yang menjadi acuan kita dalam memahami dampak dan menentukan tindakan untuk mengatasi perubahan iklim," ungkap Profesor Cook.
Dalam studi ini, peneliti berhasil mengidentifikasi dua jenis baru metanogen atau mikroba penghasil metana di lokasi penelitian yang tersebar di Port Phillip Bay dan Westernport Bay di Victoria, serta di Denmark.
Mikroba-mikroba ini memetabolisme senyawa yang dilepaskan dari pembusukan rumput laut dan lamun, dan menghasilkan metana sebagai produk sampingannya.
Sebelumnya, diperkirakan bahwa mikroba-mikroba ini tidak dapat bertahan hidup saat terpapar oksigen di ekosistem pesisir.
Penelitian baru ini membuktikan bahwa mikroba-mikroba tersebut mampu pulih dengan cepat dan memproduksi metana setelah terpapar oksigen.
Baca juga: Otorita Pengelola Pantura Jawa Fokus Bangun Tanggul Laut untuk Jaga Ekosistem Pesisir
Profesor Cook mengatakan pula bahwa beberapa ledakan alga, seperti yang mengganggu sebagian pesisir Australia Selatan pada tahun 2025, juga dapat meningkatkan emisi metana saat alga-alga tersebut terbawa dan menumpuk di pantai.
"Dengan meningkatnya suhu laut, invasi spesies, dan polusi nutrisi yang semakin banyak, kita melihat lebih sering terjadinya ledakan alga dan penumpukan biomassa di pantai," katanya.
"Hal ini dapat menyebabkan pelepasan metana ke atmosfer yang lebih besar dan lebih sering, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan suhu laut," tambahnya.
Tim peneliti pun akan melanjutkan penelitiannya untuk memahami implikasi produksi metana di ekosistem pesisir, dengan mengkaji seberapa luas penyebarannya dan senyawa kimia yang dihasilkan.
"Hal ini kemudian akan memungkinkan kami untuk menilai ulang dan memprediksi dengan lebih baik berapa banyak metana yang diproduksi di zona pesisir," pungkas penulis pertama dan kandidat Ph.D. Monash, Ning Hall.
Baca juga: Banjir Rob Ancam Kawasan Pesisir, Pakar IPB Beberkan Mitigasinya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya