Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumput Laut di Pantai Serap Karbon, tetapi Juga Sumber Emisi Metara

Kompas.com - 02/09/2025, 17:03 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Tim peneliti dari Monash University telah membuat penemuan yang dapat mengubah pemahaman kita tentang emisi gas rumah kaca dari ekosistem pesisir.

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience ini mengungkapkan bahwa pesisir berpasir, yang membentuk setengah dari garis pantai dunia, adalah sumber metana yang sebelumnya terabaikan.

Menurut Profesor Perran Cook, ketua tim peneliti dari Monash Faculty of Science Climate Hub, penelitian ini pun mempertanyakan peran vegetasi pesisir yang selama ini dianggap sebagai tempat penyimpanan karbon.

"Temuan baru ini tidak hanya menantang asumsi dasar dalam ilmu kelautan, tetapi juga mempertanyakan apa yang kita ketahui tentang peran ekosistem pesisir berpasir dalam produksi gas rumah kaca," kata Profesor Cook, dikutip dari Phys, Senin (1/9/2025).

Baca juga: Akademisi UI: Giant Sea Wall Bakal Ubah Ekosistem Pesisir Pantura

Studi ini pun menambah bukti yang menunjukkan bahwa emisi metana dari biomassa yang membusuk seperti rumput laut bisa meniadakan sebagian besar penyerapan karbon dioksida yang selama ini dianggap sebagai fungsi ekosistem pesisir.

"Mengetahui jumlah emisi metana alami yang dihasilkan dari area pesisir juga krusial untuk model iklim yang menjadi acuan kita dalam memahami dampak dan menentukan tindakan untuk mengatasi perubahan iklim," ungkap Profesor Cook.

Dalam studi ini, peneliti berhasil mengidentifikasi dua jenis baru metanogen atau mikroba penghasil metana di lokasi penelitian yang tersebar di Port Phillip Bay dan Westernport Bay di Victoria, serta di Denmark.

Mikroba-mikroba ini memetabolisme senyawa yang dilepaskan dari pembusukan rumput laut dan lamun, dan menghasilkan metana sebagai produk sampingannya.

Sebelumnya, diperkirakan bahwa mikroba-mikroba ini tidak dapat bertahan hidup saat terpapar oksigen di ekosistem pesisir.

Penelitian baru ini membuktikan bahwa mikroba-mikroba tersebut mampu pulih dengan cepat dan memproduksi metana setelah terpapar oksigen.

Baca juga: Otorita Pengelola Pantura Jawa Fokus Bangun Tanggul Laut untuk Jaga Ekosistem Pesisir

Profesor Cook mengatakan pula bahwa beberapa ledakan alga, seperti yang mengganggu sebagian pesisir Australia Selatan pada tahun 2025, juga dapat meningkatkan emisi metana saat alga-alga tersebut terbawa dan menumpuk di pantai.

"Dengan meningkatnya suhu laut, invasi spesies, dan polusi nutrisi yang semakin banyak, kita melihat lebih sering terjadinya ledakan alga dan penumpukan biomassa di pantai," katanya.

"Hal ini dapat menyebabkan pelepasan metana ke atmosfer yang lebih besar dan lebih sering, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan suhu laut," tambahnya.

Tim peneliti pun akan melanjutkan penelitiannya untuk memahami implikasi produksi metana di ekosistem pesisir, dengan mengkaji seberapa luas penyebarannya dan senyawa kimia yang dihasilkan.

"Hal ini kemudian akan memungkinkan kami untuk menilai ulang dan memprediksi dengan lebih baik berapa banyak metana yang diproduksi di zona pesisir," pungkas penulis pertama dan kandidat Ph.D. Monash, Ning Hall.

Baca juga: Banjir Rob Ancam Kawasan Pesisir, Pakar IPB Beberkan Mitigasinya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau