Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB dan Kemenhut Bangun Pusat "Bayi Tabung" untuk Satwa Liar yang Terancam Punah

Kompas.com - 03/09/2025, 10:02 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) University menandatangani kerja sama pengembangan dan penerapan teknologi reproduksi berbantu atau Assisted Reproductive Technology (ART) serta pembangunan pusat biobank untuk konservasi satwa liar terancam punah.

Peresmian kerja sama disertai launching pembangunan Gedung Pusat ART dan Biobank Indonesia di Kampus IPB, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/9/2025) sore.

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan, kolaborasi ini menjadi langkah penting untuk memastikan satwa liar Indonesia tidak punah.

Baca juga: Atasi Konflik Satwa-Manusia, Koridor Gajah Aceh Bakal Direplikasi di Lampung

Menurutnya, teknologi ART memungkinkan satwa yang sulit berkembang biak secara alami tetap dapat dilestarikan melalui teknik seperti bayi tabung, sementara biobank berfungsi menyimpan sumber daya genetik seperti sperma, sel telur, maupun embrio.

"Fokus kita bukan hanya badak, tetapi juga gajah, banteng, dan satwa lain yang populasinya kian terancam. Dengan biobank, jika suatu saat ada bencana besar yang menghilangkan populasi satwa, kita masih memiliki material genetiknya untuk dikembangkan kembali," ujar Raja Juli Antoni.

Konservasi Badak Sumatera

Rektor IPB University Arif Satria menambahkan, teknologi ART mendesak dilakukan mengingat populasi Badak Sumatera di alam diperkirakan hanya tersisa sekitar 50 individu.

Badak termasuk spesies dengan tingkat kesulitan tinggi dalam proses reproduksi alias sulit hamil dan melahirkan.

"Seperti sebuah teknologi "bayi tabung" (ART), jadi kami kembangkan teknologi bayi tabung untuk badak. Ini salah satu upaya memperbanyak jumlah badak yang sangat rentan punah,” jelas Arif.

Pusat ART dan Biobank ini, lanjut Arif, akan menjadi fasilitas pertama di Indonesia yang secara khusus menyimpan sumber daya genetik satwa liar.

Kehadirannya diharapkan memperkuat riset konservasi satwa, terutama badak Jawa dan Badak Sumatera yang menjadi prioritas.

"Dibangun juga laboratorium dan gedung Biobank, sebagai tempat untuk mengkonservasi dan menyimpan sumber daya genetik yang dimiliki khususnya untuk satwa liar. Jadi Biobank ini belum banyak di Indonesia, Insya Allah kita akan menjadi Pusat untuk penyimpanan sumber daya genetik untuk beberapa satwa liar dengan biobank ini," terangnya.

Baca juga: Hari Gajah Sedunia, Ahli Ingatkan Pentingnya Koeksistensi dengan Satwa

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Muhammad Agil, menuturkan, riset ART dan Biobank sudah dimulai sejak 2023 dengan dukungan sejumlah mitra, termasuk The Sumatran Rhino Sanctuary, Taman Safari Indonesia, hingga lembaga riset luar negeri seperti Jerman dan Amerika.

Sejauh ini, IPB telah melakukan pengambilan sampel pada gajah, harimau Sumatera, macan tutul, babirusa, dan anoa.

“Dengan adanya pusat ini, semua kegiatan bisa terintegrasi. Indonesia juga bisa menjadi rujukan bagi negara lain dalam pengembangan teknologi konservasi satwa tropis,” kata Agil.

"ART dan Biobank sudah dimulai dari sejak 2023. Sekarang kita akan melengkapinya menjadi pusat atau center ART dan Biobank Indonesia untuk konservasi satwa liar, mudah-mudahan (gedung) itu bisa terlaksana sehingga kita bisa menjadikan hak untuk tropical better city ini karena negara lain juga sebetulnya membutuhkan kita untuk melakukan ini," bebernya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau