JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Agus Arianto, mengungkapkan macan tutul jantan yang kabur dari kandang karantina Lembang Park & Zoo, terdeteksi mengarah ke kawasan hutan Tangkuban Parahu.
Hal ini diketahui berdasarkan observasi langsung dan hasil geothermal petugas.
"Dari bukti, dugaan, temuan sementara itu mengarah ke kawasan hutan lindung di dekat Tangkuban Perahu. Kemarin kami bagi tiga tim (pencarian), kalau sekarang lebih mengerucut karena kami sudah memperkirakan arah pergerakan macan tutulnya," ujar Agus saat dihubungi, Kamis (4/9/2025).
Pihaknya juga mendapatkan informasi dari masyarakat sekitar hutan yang melaporkan jejak macan tutul tersebut.
Pasalnya, hewan-hewan ternak tampak gelisah saat malam hari, mengindikasikan keberadaan macan tutul.
Baca juga: Mencari Jejak Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah
Agus memastikan, tidak ada ternak yang dimakan hewan buas itu. Oleh karenanya, dia turut meminta agar masyarakat tidak khawatir.
"Kami juga menyampaikan informasi ke masyarakat, baik itu karakter macan tutul sendiri maupun kontak atau nomor telepon yang bisa dihubungi manakala ada informasi terkait hal tersebut," ucap Agus.
Dia menyampaikan, hutan lindung merupakan habitat asli macan tutul. Sehingga, hewan ini akan dibiarkan hidup di sana.
"Teman-teman pemerhati macan tutul di situ malah (mengatakan) kalau memang ada individu baru jantan ke situ akan jauh lebih baik untuk ekosistem di situ," tutur dia.
Diberitakan sebelumnya, macan tutul diketahui lepas pada Kamis (28/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB dari kandang karantina yang dikelola BBKSDA Jawa Barat. Diduga, macan tutul berhasil menjebol bagian atas kandang karantina akibat stres yang ditimbulkan lingkungan baru.
Baca juga: 29 Bagian Tubuh Satwa Dilindungi Hendak Dijual, dari Kulit Beruang hingga Tengkorak Macan
Humas Lembang Park & Zoo, Miftah Setiawan menjelaskan, pihaknya telah menambah jumlah kandang jebak di lapangan untuk meningkatkan peluang penangkapan.
"Kami tambah kandang jebak dari 4 menjadi enam kandang. Malam ini juga dilanjutkan pengamatan dengan drone thermal serta penyisiran oleh tim keeper LPZ bersama tim dari BKSDA," tutur Miftah saat dikonfirmasi pada Senin (1/9/2025).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya