Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Diminta Tak Panik, Macan Tutul yang Kabur Terdeteksi di Hutan Tangkuban Parahu

Kompas.com - 04/09/2025, 19:17 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Agus Arianto, mengungkapkan macan tutul jantan yang kabur dari kandang karantina Lembang Park & Zoo, terdeteksi mengarah ke kawasan hutan Tangkuban Parahu.

Hal ini diketahui berdasarkan observasi langsung dan hasil geothermal petugas.

"Dari bukti, dugaan, temuan sementara itu mengarah ke kawasan hutan lindung di dekat Tangkuban Perahu. Kemarin kami bagi tiga tim (pencarian), kalau sekarang lebih mengerucut karena kami sudah memperkirakan arah pergerakan macan tutulnya," ujar Agus saat dihubungi, Kamis (4/9/2025).

Pihaknya juga mendapatkan informasi dari masyarakat sekitar hutan yang melaporkan jejak macan tutul tersebut.

Pasalnya, hewan-hewan ternak tampak gelisah saat malam hari, mengindikasikan keberadaan macan tutul.

Baca juga: Mencari Jejak Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah

Agus memastikan, tidak ada ternak yang dimakan hewan buas itu. Oleh karenanya, dia turut meminta agar masyarakat tidak khawatir.

"Kami juga menyampaikan informasi ke masyarakat, baik itu karakter macan tutul sendiri maupun kontak atau nomor telepon yang bisa dihubungi manakala ada informasi terkait hal tersebut," ucap Agus.

Dia menyampaikan, hutan lindung merupakan habitat asli macan tutul. Sehingga, hewan ini akan dibiarkan hidup di sana.

"Teman-teman pemerhati macan tutul di situ malah (mengatakan) kalau memang ada individu baru jantan ke situ akan jauh lebih baik untuk ekosistem di situ," tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, macan tutul diketahui lepas pada Kamis (28/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB dari kandang karantina yang dikelola BBKSDA Jawa Barat. Diduga, macan tutul berhasil menjebol bagian atas kandang karantina akibat stres yang ditimbulkan lingkungan baru.

Baca juga: 29 Bagian Tubuh Satwa Dilindungi Hendak Dijual, dari Kulit Beruang hingga Tengkorak Macan

Humas Lembang Park & Zoo, Miftah Setiawan menjelaskan, pihaknya telah menambah jumlah kandang jebak di lapangan untuk meningkatkan peluang penangkapan.

"Kami tambah kandang jebak dari 4 menjadi enam kandang. Malam ini juga dilanjutkan pengamatan dengan drone thermal serta penyisiran oleh tim keeper LPZ bersama tim dari BKSDA," tutur Miftah saat dikonfirmasi pada Senin (1/9/2025).

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau