Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tropenbos Libatkan Masyarakat untuk Redam Karhutla di Lanskap Pawan Kalbar

Kompas.com - 04/09/2025, 17:31 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Tropenbos Indonesia, Edi Purwanto, mengungkapkan bahwa saat ini Lanskap Pawan, Kepulauan Pesaguan, Kalimantan Barat, tak lagi mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Pihaknya mencegah karhutla dengan melibatkan masyarakat peduli api atau MPA. Kelompok MPA dilatih untuk memonitor potensi kebakaran pada lahan gambut melalui ponsel.

"Dan ini berkembang dengan baik, mulai tahun 2024 dan 2025 mendapatkan pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Ketapang. Sekarang mendapatkan uang Rp 90 juta per kelopak per desa, untuk memonitor kebakaran, mencegah kebakaran di gambut," ujar Edi saat ditemui di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2025).

Kedua, Tropenbos Indonesia juga mengajak masyarakat untuk membangun pertanian ramah gambut, agroforestri di kawasan gambut, hingga budi daya nila sebagai pemanfaatan lahan sekaligus menambah penghasilan.

Baca juga: KLH: Sumatera dan Kalimantan Masih Berisiko Tinggi Alami Karhutla

Kemudian, menyusun rencana atau master plan bersama Pemkab dalam menyusun Peraturan Bupati (Perbup) terkait pencegahan karhutla. Sejak 2017, pihaknya berfokus pada pengelolaan hutan rawa gambut yang tersisa yakni 17.749 hektare di Bentang Alam Pawan-Pesaguhan dengan total luasan 80.000 ha gambut.

"Di dalam master plan itu sudah diuraikan berapa langkah-langkah setiap pihak dari masyarakat, pemerintah, private sektor, pemerintah, dan NGO," papar Edi.

"Dari situ akan akhirnya Peraturan Bupati pada tahun 2023. Di situ dijelaskan langkah-langkah bagaimana mencegah karhutla. Kami lakukan rencana aksi daerah untuk pencegahan kebakaran hutan ang melibatkan berbagai pihak," ucap dia.

Baca juga: Karhutla Landa Sumatera dan NTB, Api Hanguskan 177 Hektare Lahan

Terakhir, Tropenpos membuat kanal blocking atau sekat kanal dengan menggandeng Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) guna mencegah terjadinya kebakaran dan menjadi sumber air.

Setidaknya ada 13 sekat kanal yang sudah terbangun, dan membasahi gambut di kala musim kemarau.

"Ini merupakan langkah-langkah yang cukup bagus, dan sampai sekarang dari tahun 2021 sampai 2025 tidak ada kebaran yang berarti di sana.
Dan itu menunjukkan bahwa program ini berhasil," jelas Edi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau