Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanam Mangrove, Menumbuhkan Harapan: Cara Lestari KG Media Melampaui Berita

Kompas.com - 17/10/2025, 11:46 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com — KG Media menanam 10.000 bibit mangrove di kawasan pesisir Pabean Ilir, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Kamis (16/10/2025).

Penentuan lokasi di kawasan pesisir Pabean Ilir bukan tanpa alasan. Tingkat abrasi dan intrusi air laut di kawasan pesisir Pabean Ilir saat ini sudah cukup parah.

Berdasarkan data LindungiHutan, sekitar 367 hektare wilayah pesisir Indramayu dalam kondisi kritis. Mangrove di kawasan Pabean Ilir berperan penting dalam menahan gelombang, menjaga garis pantai, serta menjadi habitat bagi berbagai biota laut.

Selain urgensi ekologis, kawasan ini juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir yang menggantungkan ekonomi pada hasil laut.

Restorasi mangrove di kawasan pesisir Pabean Ilir dapat membuka peluang pemberdayaan bagi masyarakat setempat melalui kegiatan konservasi dan pemanfaatan hasil mangrove secara berkelanjutan.

KG Media melakukan penanaman 10.000 bibit mangrove di kawasan pesisir Pabean Ilir melalui kerja sama dengan kelompok tani setempat dan LindungiHutan.

Perwakilan kelompok tani setempat, Junaidi menyampaikan terima kasih kepada KG Media yang telah berkontribusi dalam kegiatan penanaman 10.000 bibit mangrove di kawasan pesisir Pabean Ilir.

"Saya siap menjaga dan merawat mangrove ini selama 10 tahun ke depan. Kami akan membuat laporan setiap dua bulan sekali. Laporan akan dibuat secara digital," ujar Junaidi.

Baca juga: KG Media Tanam 10.000 Bibit Mangrove di Indramayu, Bisnis Bisa Lestari

Menurut Junaidi, penanaman 10.000 bibit mangrove tersebut berpotensi memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat ke depannya.

Ini mengingat mangrove mencegah abrasi karena akarnya yang kuat menahan gelombang dan arus laut, sehingga dapat melindungi desa-desa di kawasan pesisir Pabean Ilir.

Mangrove bisa menjadi rumah bagi ikan, udang, dan kepiting. Mangrove juga dapat menjadi habitat penting bagi plankton, yang menjadi salah satu sumber makanan utama bagi berbagai jenis ikan.

"Ketika ada mangrove, manfaatnya luar biasa untuk nelayan kecil. Nelayan kecil ini sekarang meningkat penghasilannya secara signifikan, karena sudah terlalu banyak ikan (belanak) yang ada di sekitar sini, kepiting juga banyak, udang kecil kayak ebi itu banyak sekali di sini," tutur Junaidi.

KG Media melaksanakan kegiatan penanaman 10.000 bibit mangrove di kawasan pesisir Pabean Ilir, Kabupaten Indramayu, pada Kamis (16/10/2025).Kompas.com/Manda Firmansyah KG Media melaksanakan kegiatan penanaman 10.000 bibit mangrove di kawasan pesisir Pabean Ilir, Kabupaten Indramayu, pada Kamis (16/10/2025).

Dorong aksi nyata

CEO KG Media, Andy Budiman mengatakan, perusahaan media perlu mendorong kesadaran publik sekaligus menginspirasi pembaca melalui tindakan nyata menjaga lingkungan dan mengurangi jejak karbon.

KG Media berupaya memastikan praktik keberlanjutan tidak hanya hadir dalam pemberitaan.

"Makanya, sebagai perusahaan media yang berusaha selalu berintegritas, kami mencoba untuk menyelaraskan antara kata-kata yang kami tulis, yang kami wartakan, dengan tindakan yang nyata. Setiap tahun, kami melakukan pengukuran jejak karbon perusahaan. Tapi biasanya kami enggak bisa mengurangi jejak karbon sampai nol. Yang tersisa itulah yang kami coba tebus (salah satunya) dengan mangrove," ucapnya.

Menurut Andy, keterlibatan komunitas lokal menjadi kunci dalam memastikan pertumbuhan mangrove, yang membutuhkan waktu di atas 5 tahun untuk mampu menyerap karbon secara efektif.

"Sebenarnya bapak-bapak dan ibu-ibu yang ada di komunitas lokal inilah yang nantinya akan membantu untuk menjaga mangrove agar hidup dan bertumbuh sampai nanti optimal dalam menyerap karbon. Kami berbicara tentang keinginan yang tidak mungkin kami bergerak sendiri, karena ini juga termasuk permasalahan kolektif yang harus ditangani bersama-sama," ucapnya.

KG Media telah memposisikan diri sebagai media privat pertama di Indonesia yang secara konsisten melakukan penghitungan dan pengelolaan emisi gas rumah kaca (GRK) sejak 2023.

Untuk tahun 2024, KG Media hanya menghitung emisi GRK satu unit usahanya saja, yakni Kompas.com. Sedangkan pada 2025, KG Media menghitung 6 unit medianya. Yaitu, Kompas.com, KompasTV, Kontan, Grid Network, Media Solutions Division (MSD), dan Marketspace, yang berfokus pada Scope 1 dan Scope 2, dengan total 1.969 ton karbon dioksida ekuivalen (tCO2e).

Baca juga: Cerita Lestari dari KG Media, Upaya Tanam Mangrove demi Masa Depan Berkelanjutan

Hasil inventarisasi GRK tahun 2024 menunjukkan emisi Scope 1 yang bersumber dari penggunaan bahan bakar genset, kendaraan operasional, serta refrigerant.

Berdasarkan data tersebut, KG Media menyusun strategi mitigasi emisi yang mencakup dua pendekatan utama, yaitu reduksi dan kompensasi.

Pada tahap reduksi, perusahaan mulai menerapkan efisiensi energi melalui penggantian refrigerant pada sejumlah unit pendingin ruangan di kantor operasional. Untuk tahap kompensasi, KG Media melakukan penanaman mangrove sebagai upaya penyerapan karbon alami sekaligus restorasi ekosistem pesisir.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau