KOMPAS.com – Perceraian bisa jadi awal dari proses penyembuhan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik, meski kerap dipandang sebagai akhir kisah cinta dan simbol kegagalan.
Psikolog Klinis, Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog menuturkan, dampak perceraian terhadap kesejahteraan seseorang sangat bergantung pada kondisi hubungan sebelum keputusan itu diambil. Menurutnya, setiap individu memiliki pengalaman emosional yang berbeda dalam menjalani fase perpisahan.
Baca juga:
“Satu penelitian ini mengungkapkan bahwa pasangan yang hubungannya kurang baik sebelum bercerai, bisa jadi hubungannya meningkat setelah bercerai,” ujar Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).
Menurut Winona, keputusan untuk berpisah dalam beberapa kasus justru membantu individu terbebas dari tekanan yang menumpuk selama menjalani hubungan yang tidak sehat.
“Hal ini terjadi karena tekanan psikologisnya berkurang, konflik-konfliknya juga tidak se-intense pada saat masih bersama,” katanya.
Artinya, bagi mereka yang selama ini hidup dalam ketegangan atau konflik berulang, perceraian bisa menjadi titik balik untuk memulihkan diri dan mendapatkan kembali kestabilan emosional.
Namun, kondisi ini tidak bisa digeneralisasi untuk semua orang. Sebab, setiap orang memiliki riwayat hubungan dan cara yang berbeda memproses perceraian.
Psikolog menjelaskan, perceraian tak selalu berarti kegagalan. Dalam banyak kasus, berpisah jadi jalan memulihkan kesejahteraan emosional diri.Winona menambahkan, perceraian tidak selalu membawa dampak positif terhadap kesejahteraan.
Sebaliknya, bagi pasangan yang sebenarnya memiliki hubungan cukup baik tapi tetap memilih bercerai, justru bisa mengalami penurunan kesejahteraan setelahnya.
“Tetapi orang yang pernikahannya itu sebenarnya cukup baik, tapi ternyata memutuskan untuk berpisah, hal ini justru mengalami penurunan kesejahteraan, penurunan well-being setelah bercerai,” tuturnya.
Kondisi ini bisa muncul karena rasa kehilangan, penyesalan, atau perubahan besar dalam rutinitas hidup.
Hubungan yang sebelumnya stabil dan saling mendukung dapat meninggalkan kekosongan emosional saat berakhir.
“Jadi penting, baik buruknya perceraian terhadap seseorang itu bergantung pada bagaimana relasi mereka sebelum, saat, dan sesudah bercerai,” jelas Winona.
Baca juga: