Salin Artikel

Sepiring Sorgum dari Tetangga Bikin Maria Loreta Jadi Penjaga Ketahanan Pangan NTT

Maria Loreta, akrab disapa Mama Sorgum, adalah salah satu pemenang Generasi Bangkit Kompas.com.

Ia menjadi pemenang Generasi Bangkit kategori pejuang bumi dengan perolehan voting sebanyak 2.911.

"Waktu itu, 2007, diberi tetangga sepiring sorgum yang di atasnya ada parutan kelapa. Saya rasa, enak banget. Dari situ, saya terpanggil bagaimana menyelamatkan plasma nutfah (biji atau benih)," kata dia dalam acara Selebrasi Generasi Bangkit, Sabtu (28/10/2023).

Saat itu, Maria Loreta berpikir bahwa dari sisi karbohidrat, masyarakat Indonesia tidak hanya memiliki beras padi.

Sebab, Nusantara memiliki banyak keanekaragaman hayati tanaman pangan, terutama pangan lokal, yang sesuai dengan kondisi alam dan habitatnya.

Salah satunya adalah sorgum yang bisa tumbuh dan berkembang di tanah NTT.

Setelah merasakan nikmatnya sepiring sorgum, Maria Loreta ingin menanamnya sendiri di kebunnya.

"Kemudian setelahnya, saya inisiatif berburu benih. Lalu, mendapatkan benih itu dan kemudian mengajak teman-teman petani untuk tanam (sorgum)," ucap dia.

Perjalanan panjang

Perempuan berdarah Dayak ini melakukan perjalanan yang cukup panjang dalam upayanya membangun kesadaran masyarakat NTT untuk memproduksi dan mengonsumsi sorgum.

Sebab, pencarian benih sorgum sendiri tidak langsung berhasil pada tahun 2007.

Maria Loreta terus melakukan pencarian selama tiga tahun, sampai akhirnya menemukan benih itu pada tahun 2010.

"Cukup lama. Dan ternyata, benih sorgum ini ada dan hidup di NTT dengan macam-macam nama daerah," ungkap dia.

Di Kabupaten Flores Timur, misalnya, sorgum lebih dikenal dengan nama wata blolong atau wata solor.

Di Manggarai, namanya adalah mesak atau pesi. Sementara di Ende, sorgum lebih dikenal sebagai lolo.

"Artinya, di NTT ini (sorgum) sangat dikenal. Tapi, orang lupa karena program berasnisasi di masa lampau," Maria Loreta berujar.

Dengan kegigihannya, perempuan asal Ketapang, Kalimantan Barat, itu berhasil mengumpulkan 15 kilogram bibit sorgum.

Ia langsung menanamnya di lahan yang telah disiapkan, dengan keyakinan bahwa ke depan sorgum akan menjadi makanan alternatif yang diminati banyak orang.

Maria Loreta menambahkan, sejak saat itu, gerakannya semakin masif karena bergabung dengan Yaspensel Keuskupan Larantuka. Sebab, ia mendapat banyak dukungan.

"Artinya, saya tidak bekerja sendiri. Teman-teman wartawan juga mendukung, memberitakan apa yang kami buat. Kemudian ada dukungan dari NGO (non-governmental organization) seperti KEHATI," kata dia.

Sebagai informasi, Generasi Bangkit adalah program inisiatif Kompas.com untuk mendukung individu yang berperan sebagai agen perubahan dalam memperbaiki kondisi sosial dan lingkungan di Indonesia.

Program ini bertujuan untuk mengangkat dan memberikan dukungan kepada mereka, agar gerakan baik yang mereka lakukan dapat memengaruhi banyak orang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/29/12001781/sepiring-sorgum-dari-tetangga-bikin-maria-loreta-jadi-penjaga-ketahanan

Terkini Lainnya

Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Megapolitan
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Megapolitan
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Megapolitan
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap 'Ngebul' ke Muka Saya
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Megapolitan
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Megapolitan
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Megapolitan
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
Megapolitan
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Megapolitan
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Megapolitan
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Megapolitan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Megapolitan
Bagikan artikel ini melalui
Oke