JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum menyandang gelar lulusan SMK pada 2024, Ihsan (19) sudah mencoba merintis bisnis kedai kopi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.
Namun, baru enam bulan beroperasi, usaha tersebut harus ditutup akibat serangan sekawanan tikus yang menghancurkan semua usaha yang dibangunnya.
“Itu waktu pas saya masih sekolah. Ditinggal sama saya wisuda, coffee shop-nya ini hancur sama tikus. Padahal ditinggal seminggu doang,” ungkapnya saat ditemui di acara Jakarta Job Fair 2025 di GOR Cilandak Barat pada Selasa (29/4/2025).
Baca juga: Pencari Kerja Keluhkan Syarat Pengalaman: Magang Pun Harus Berpengalaman
Kedai kopi milik Ihsan mulai beroperasi sejak bulan puasa 2024 dengan modal yang diberikan oleh bibinya.
Dengan semangat yang tinggi, ia memilih lokasi strategis di Jalan Pangeran Antasari dengan harapan kedai tersebut ramai pengunjung.
“Itu saya buka di Antasari, dulu karena kan mikirnya tuh, jadi kan banyak lampu merah gitu. Nah, siapa tahu ada yang datang, begitu mikirnya,” tambahnya dengan antusias.
Namun, ia segera menyadari bahwa jalan di depan kedai kopinya dilalui dengan sangat cepat oleh pengendara, sehingga mudah bagi mereka untuk melewatkan kedai tersebut.
“Wah, sepi banget. Soalnya di jalan ini sih, jalan cepet gitu,” katanya sambil mengenang pengalaman pahit tersebut.
Setelah menutup kedai kopi, Ihsan tidak menyerah. Ia memilih untuk mengisi waktu dengan menawarkan jasa joki game online.
Baca juga: Warga Tertipu Lowongan Kerja Bodong di Bekasi, Rugi Ratusan Ribu Rupiah
Awalnya, ia hanya membagikan konten permainan kepada teman-temannya di media sosial.
“Nah, saya videoin (main game) kasih ke temen, diolah, entar di-posting. Terus live TikTok juga, terus ada yang minta jokiin,” jelas Ihsan.
Hasil kerjanya dibayar berdasarkan jumlah sesi game yang dimainkannya, yakni Rp 3.000,- untuk level permainan rendah, sementara untuk level tinggi bisa mencapai Rp 20.000,- per sesi.
Biasanya, Ihsan bermain selama 20 hingga 30 sesi untuk satu akun. Ia juga memberikan layanan tambahan bagi gamer yang ingin mendapatkan video saat ia bermain.
Permintaan tersebut pun memiliki harganya sendiri. Satu video game dihargai Rp 75.000.
“Tapi kadang ada yang joki video juga. Sekali bikin video kayak akun dia sama saya dimainin nih. Dia mau request hero apa entar saya mainin pake hero itu. Entar dijadiin video,” ungkapnya.
Baca juga: Belum Punya Pekerjaan Tetap, Pemburu Loker Andalkan Sampingan Jadi Ojol dan Joki