Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grab Buka Pintu Dialog untuk Ojol yang Demo di Jakarta

Kompas.com - 20/05/2025, 16:02 WIB
Ruby Rachmadina,
Muhammad Isa Bustomi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menanggapi aksi unjuk rasa sejumlah pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta hari ini, Selasa (20/5/2025), Grab Indonesia menyatakan terbuka terhadap dialog dan mendukung penyampaian aspirasi yang damai dan tertib.

Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy mengatakan, Grab telah menyediakan sejumlah kanal komunikasi resmi bagi mitra pengemudi yang ingin menyampaikan masukan dan keluhan, mulai dari layanan GrabSupport hingga forum tatap muka rutin antara manajemen dan komunitas mitra.

"Operasional bisnis Grab tetap berjalan seperti biasa, namun kami mohon pengertiannya jika terdapat penyesuaian terhadap waktu penjemputan dan durasi pengantaran, khususnya di wilayah-wilayah sekitar lokasi aksi," ujar Tirza dalam keterangan diterima Kompas.com.

Baca juga: Grab Ancam Tindak Tegas Ojol yang Provokasi dan Intimidasi Saat Demo

Tirza mengemukakan, sistem Grab, secara otomatis akan mengalihkan pesanan ke mitra lain apabila terjadi pembatalan order oleh pengemudi sebelumnya.

Ia menegaskan pentingnya menjaga keselamatan selama perjalanan dan mengimbau mitra untuk tidak terlibat dalam tindakan provokatif dalam demonstrasi.

"Grab tidak menoleransi segala bentuk tindak provokasi, intimidasi, hingga pelanggaran yang merugikan pihak lain selama penyampaian aspirasi, serta akan mengambil langkah tegas sesuai Kode Etik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi mereka yang melanggar," tegas Tirza.

Tuntut potongan aplikasi diturunkan

Aksi yang berlangsung hari ini merupakan bagian dari gelombang protes ribuan pengemudi ojol terhadap kebijakan pemotongan biaya oleh aplikator.

Baca juga: Gaya Darmawati, Hidup Bergelimang Kemewahan di Balik Aroma Duit Judol...

Massa berkumpul di tiga titik di Jakarta Pusat yakni Bundaran Patung Kuda, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR/MPR RI.

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyebutkan bahwa tuntutan utama para pengemudi adalah penurunan potongan biaya aplikasi menjadi maksimal 10 persen.

Menurutnya, kebijakan pemotongan yang berlaku saat ini telah melampaui batas yang ditetapkan pemerintah melalui Kepmenhub KP 1001 Tahun 2022, yaitu 20 persen.

"Bahkan, saat pihak pengemudi hanya meminta agar aplikator mematuhi regulasi yang telah ditetapkan pemerintah, aplikator justru menaikkan potongan lebih jauh," kata Igun.

Untuk mengamankan jalannya aksi, Polda Metro Jaya menerjunkan sebanyak 2.254 personel gabungan dari unsur Polri, TNI, dan Pemprov Jakarta.

Baca juga: Teror Buaya Senen: Copet dan Jambret Menguasai Jakarta Tempo Dulu

Meski tidak ada pengalihan arus lalu lintas yang direncanakan, polisi mengimbau masyarakat untuk menghindari lokasi aksi guna menghindari kemacetan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Curhatan Korban Kebakaran Penjaringan ke Pramono: Minta Susu dan Kipas Angin
Curhatan Korban Kebakaran Penjaringan ke Pramono: Minta Susu dan Kipas Angin
Megapolitan
Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini Tak Sehat bagi Kelompok Sensitif
Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini Tak Sehat bagi Kelompok Sensitif
Megapolitan
Dahsyatnya Puting Beliung di Depok: Atap Rumah Warga dan Terminal Jatijajar Roboh
Dahsyatnya Puting Beliung di Depok: Atap Rumah Warga dan Terminal Jatijajar Roboh
Megapolitan
Vihara Lalitavistara Cilincing Kebakaran, Kerugian Capai Rp 1 Miliar
Vihara Lalitavistara Cilincing Kebakaran, Kerugian Capai Rp 1 Miliar
Megapolitan
Apa Alasan Transjakarta Ubah Bus Rute Kampung Rambutan-Blok M Jadi Minitrans?
Apa Alasan Transjakarta Ubah Bus Rute Kampung Rambutan-Blok M Jadi Minitrans?
Megapolitan
Pembelaan Panitia yang Minta Rp 15.000 ke Warga untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul
Pembelaan Panitia yang Minta Rp 15.000 ke Warga untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul
Megapolitan
Sederet Bantuan yang Dibutuhkan Korban Kebakaran Penjaringan
Sederet Bantuan yang Dibutuhkan Korban Kebakaran Penjaringan
Megapolitan
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Megapolitan
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Megapolitan
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Megapolitan
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap 'Ngebul' ke Muka Saya
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Megapolitan
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau