Tindakan yang sama juga dilakukan oleh Rino (31), kepala rumah tangga asal Mustikajaya, Kota Bekasi.
Baca juga: Khawatir Anak Kecanduan Roblox, Orangtua Batasi Penggunaan Ponsel
Rino membatasi anaknya, RFS (4), bermain Roblox lantaran khawatir terdistraksi percakapan negatif.
"Di chat itu ada potensi orang bisa negatif buat anak kecil. Anak gua kan sudah mulai bisa baca, jadi itu takutnya dia tahu obrolan yang ada di situ," ungkap dia.
Karena pembatasan tersebut, kini sang anak tak lagi memainkan gim Roblox.
"Sekarang intensitas main sudah jarang. Jadinya sekarang sudah enggak pernah main Roblox," imbuh dia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti melarang anak-anak bermain Roblox karena sering menampilkan adegan kekerasan.
Dengan tingkat intelektualitas anak-anak yang masih terbatas, Mu'ti menilai, anak-anak cenderung akan meniru apa yang dilihat.
Baca juga: Pro Kontra Orangtua Soal Larangan Roblox: Antara Melatih Logika dan Picu Tantrum
"Misalnya mohon maaf ya, kalau di gim itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di gim. Kalau dia main dengan temannya, kemudian temannya dibanting, kan jadi masalah," ujar Mu'ti dalam kunjungan ke SD Negeri 2 Cideng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).
Mu'ti meminta orangtua memandu anak-anaknya untuk tidak mengakses informasi-informasi, termasuk gim-gim daring yang mengandung kekerasan.
la mendorong orangtua lebih mengarahkan anak pada aktivitas fisik dan sosial yang bermanfaat, serta membatasi penggunaan perangkat digital hanya untuk tujuan edukatif.
Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan, pemerintah tidak ragu memblokir Roblox jika memang banyak kekerasan dalam game tersebut.
Prasetyo mengatakan, ancaman blokir tersebut tidak hanya berlaku bagi Roblox, melainkan juga permainan online lain yang mengandung kekerasan.
Baca juga: Pemain Gim Roblox Disebut Kerap Emosi dan Umbar Kata Kasar
"Kalau memang kita merasa sudah melewati batas, apa yang ditampilkan di situ mempengaruhi perilaku dari adik-adik kita, ya tidak menutup kemungkinan," kata Prasetyo.
Prasetyo menegaskan pemerintah ingin melindungi anak-anak bangsa.
Pemerintah, lanjut dia, juga tidak masalah untuk menutup situs gim itu jika sudah lewat batasan.
"Kita mau melindungi generasi kita, enggak ragu-ragu juga kita. Kalau memang itu mengandung unsur-unsur kekerasan, ya kita tutup, enggak ada masalah," ujar politikus Partai Gerindra itu.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini