Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Mata Pisau Roblox: Asah Bahasa Inggris Anak, tapi Sarat Konten Kekerasan

Kompas.com - 07/08/2025, 09:12 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

Tindakan yang sama juga dilakukan oleh Rino (31), kepala rumah tangga asal Mustikajaya, Kota Bekasi.

Baca juga: Khawatir Anak Kecanduan Roblox, Orangtua Batasi Penggunaan Ponsel

Rino membatasi anaknya, RFS (4), bermain Roblox lantaran khawatir terdistraksi percakapan negatif.

"Di chat itu ada potensi orang bisa negatif buat anak kecil. Anak gua kan sudah mulai bisa baca, jadi itu takutnya dia tahu obrolan yang ada di situ," ungkap dia.

Karena pembatasan tersebut, kini sang anak tak lagi memainkan gim Roblox.

"Sekarang intensitas main sudah jarang. Jadinya sekarang sudah enggak pernah main Roblox," imbuh dia.

Dilarang karena mengandung unsur kekerasan

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti melarang anak-anak bermain Roblox karena sering menampilkan adegan kekerasan.

Dengan tingkat intelektualitas anak-anak yang masih terbatas, Mu'ti menilai, anak-anak cenderung akan meniru apa yang dilihat.

Baca juga: Pro Kontra Orangtua Soal Larangan Roblox: Antara Melatih Logika dan Picu Tantrum

"Misalnya mohon maaf ya, kalau di gim itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di gim. Kalau dia main dengan temannya, kemudian temannya dibanting, kan jadi masalah," ujar Mu'ti dalam kunjungan ke SD Negeri 2 Cideng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).

Mu'ti meminta orangtua memandu anak-anaknya untuk tidak mengakses informasi-informasi, termasuk gim-gim daring yang mengandung kekerasan.

la mendorong orangtua lebih mengarahkan anak pada aktivitas fisik dan sosial yang bermanfaat, serta membatasi penggunaan perangkat digital hanya untuk tujuan edukatif.

Istana pertimbangkan memblokir Roblox

Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan, pemerintah tidak ragu memblokir Roblox jika memang banyak kekerasan dalam game tersebut.

Prasetyo mengatakan, ancaman blokir tersebut tidak hanya berlaku bagi Roblox, melainkan juga permainan online lain yang mengandung kekerasan.

Baca juga: Pemain Gim Roblox Disebut Kerap Emosi dan Umbar Kata Kasar

"Kalau memang kita merasa sudah melewati batas, apa yang ditampilkan di situ mempengaruhi perilaku dari adik-adik kita, ya tidak menutup kemungkinan," kata Prasetyo.

Prasetyo menegaskan pemerintah ingin melindungi anak-anak bangsa.

Pemerintah, lanjut dia, juga tidak masalah untuk menutup situs gim itu jika sudah lewat batasan.

"Kita mau melindungi generasi kita, enggak ragu-ragu juga kita. Kalau memang itu mengandung unsur-unsur kekerasan, ya kita tutup, enggak ada masalah," ujar politikus Partai Gerindra itu.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:


Terkini Lainnya
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau